Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan kenaikan inflasi ini dipicu oleh lonjakan harga energi maupun pangan. Apalagi kondisi global diperparah oleh konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan harga meningkat.
"Pemerintah mengasumsikan inflasi antara tiga sampai empat persen tapi kalau kami memperkirakan kemungkinan besar akan di atas empat persen dengan situasi seperti ini," katanya dalam webinar, Kamis, 7 April 2022.
Ia menambahkan, saat ini lonjakan harga energi dan pangan telah mencetak rekor tertinggi di tengah konflik geopolitik. Kondisi ini sudah terasa di Indonesia dengan kenaikan harga minyak goreng, kedelai, gandum, hingga daging sapi.
Haryadi menyebut kenaikan harga ini sudah berkontribusi pada kenaikan inflasi pada Februari 2022 yang sebesar 2,06 persen. Pengeluaran per kapita per bulan masyarakat juga meningkat untuk kelompok makanan dan bukan makanan.
Untuk itu, Aprindo menyarankan pemerintah untuk menjamin keterjangkauan harga. Apindo meminta agar pemerintah memberikan stimulus bantuan sosial dengan operasi pasar, kebijakan HET, dan harga acuan untuk bahan pangan.
"Lalu juga ketersediaan pasokan melalui pemenuhan logistik, ini juga kita melihat bahwa satu hal yang kita cukup beruntung sebetulnya dari sisi cadangan beras kita cukup baik. Kemudian memastikan kelancaran distribusi harus dijaga betul," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News