Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO

Tekan Biaya Operasional, Garuda Tetap Tawarkan Pensiun Dini hingga Pemotongan Gaji

Annisa ayu artanti • 06 Februari 2022 10:44
Jakarta: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus melakukan upaya efisiensi biaya operasional perseroan, mulai dari penawaran pensiun dini hingga pemotongan gaji. Langkah tersebut dilakukan demi menyelamatkan perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
 
Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, salah satu efisiensi yang dilakukan perseroan berasal dari sektor kepegawaian.
 
"Upaya efisiensi biaya di sektor kepegawaian yang dilakukan oleh perseroan sampai saat ini adalah melalui program penawaran pensiun dipercepat kepada karyawan dan menjalankan program unpaid leave," katanya, dikutip Minggu, 6 Februari 2022.

Ia menjelaskan, untuk program unpaid leave perusahaan telah mengatur pola kerja para penerbang kerja secara bergantian. Pengaturan pola kerja tersebut mengacu pada jumlah penerbangan yang dioperasikan.
 
Selain itu, lanjut Irfan, perseroan juga melakukan pemotongan gaji kepada seluruh pegawai. "Serta pemotongan gaji kepada seluruh pegawai, termasuk komisaris dan direksi perseroan," ucapnya.
 
Menurutnya, berbagai langkah efisiensi tersebut dilakukan dengan senantiasa mengedepankan komunikasi konstruktif bersama karyawan untuk memastikan fokus transparansi dalam komitmen tata kelola perusahaan khususnya melalui pengelolaan SDM berjalan dengan optimal.
 
Seperti diketahui, maskapai pelat merah itu sudah menurunkan atau memangkas jumlah pegawai sebanyak 30,56 persen dari 7.891 pegawai menjadi 5.400 pegawai per Januari sampai November 2021.

Beban operasional turun

Dengan langkah itu, Irfan mengaku, beban operasional fixed mengalami penurunan menjadi USD105,6 juta di kuartal III-2021 atau menyusut 0,75 persen dibandingkan dengan kuartal II-2021 yang sebesar USD106,4 juta.
 
Di sisi lain, proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Garuda Indonesia tengah berlanjut dengan perpanjangan waktu hingga 21 Maret 2022. Sebanyak 475 kreditur telah mengajukan tagihan. Adapun total tagihan yang dimasukkan sangat besar yakni mencapai Rp198 triliun.
 
Irfan menegaskan, PKPU tersebut bukan merupakan proses kebangkrutan. Garuda mempersiapkan rencana perdamaian dan melanjutkan negosiasi dengan kreditur yang selama ini telah berlangsung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan