Adapun faktor Sumber Daya Manusia (SDM) diduga menjadi salah satu kendala Tesla Inc gagal masuk Indonesia, selain tentunya soal iklim perpajakan yang belum kondusif. Shinta memandang ini langkah yang paling sulit untuk matchmaking dengan pelaku lokal, karena investor global punya kriteria masing-masing.
"Perlu dukungan pembinaan dari pemerintah, jika kerja sama ini dilakukan dan pemerintah memfasilitasi dengan insentif, kami yakin kerja sama investor global dan nasional bisa terjadi dengan lebih mudah dan cepat," ujar Shinta, dilansir dari Antara, Sabtu, 13 Maret 2021.
Terkait investasi, Shinta menilai, sejatinya banyak peluang investasi yang belum optimal ditangkap oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Padahal menurut Shinta, Undang-Undang (UU) Cipta Kerja telah memberikan ruang akselerasi investasi yang cukup luas.
Ia menilai perlu peningkatan soal kepastian memperoleh insentif maupun stimulus buat calon-calon investor yang bakal masuk Indonesia, terlebih untuk investasi-investasi yang memiliki efek berganda atau multiplier effect.
"Ini yang perlu dipastikan, bagaimana pemerintah bisa meningkatkan kepastian, kalau perlu diawasi betul agar insentif fiskal maupun nonfiskal bisa diberikan kepada investor global yang menciptakan inklusivitas bisnis maupun mengembangkan supply chain," kata Shinta.
Direktur Deregulasi BKPM Yuliot menyambut baik berbagai masukan dari seluruh pihak yang perhatian terhadap iklim investasi dalam negeri. Ia mengatakan, pihaknya akan segera merespons arahan Presiden dengan menyiapkan insentif selain yang sudah ditentukan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
"Kami akan usulkan insentif bagi perusahaan yang melakukan kemitraan dengan pelaku lokal," pungkas Yuliot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News