"Dari pertemuan dengan pihak Balai Karantina Pertanian Kabupaten Mamuju itu disampaikan saat ini kita sudah siap mengekspor sekitar 30 hingga 40 ton tempurung kelapa dengan tujuan dua negara, yakni ke Mesir dan Yordania," kata Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, dikutip dari Antara, Rabu, 17 Maret 2021.
Gubernur menyampaikan apresiasi dan dukungan yang besar kepada Balai Karantina Pertanian yang telah memanfaatkan limbah pertanian seperti tempurung kelapa, sehingga memiliki nilai jual di luar negeri dan mampu menggerakkan perekonomian Sulbar.
Ia berharap hal tersebut dapat segera terwujud dengan melakukan ekspor tempurung kelapa ke negara lainnya, sehingga berdampak positif bagi Sulbar.
"Jika ini terwujud, akan mampu menggerakkan ekonomi di Sulbar dan juga menggerakkan tenaga kerja di daerah, utamanya di pabrik briket sehingga dapat menambah penghasilan untuk masyarakat sekitar ke depan," ujar Ali.
Sementara, Agus Daryono mengatakan pertemuan dengan gubernur tersebut dalam rangka membahas persiapan ekspor briket tempurung kelapa dari Sulawesi Barat ke Yordania dan Mesir
"Briket batok kelapa itu adalah limbah, tetapi bisa dimanfaatkan dan bisa menjadi nilai tambah untuk penghangat ruangan dan juga sebagai pembakaran untuk makanan," ujarnya.
Briket tempurung kelapa itu, lanjut dia, sudah diekspor namun terdapat sedikit kendala akibat dampak pandemi covid-19 dengan melonjaknya harga sewa kontainer hingga 300 persen.
"Biaya kontainer naik hampir 300 persen dari biasanya satu kontainer 40 feet sebesar Rp30 juta menjadi Rp130 juta," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News