Ilustrasi blok migas. Foto: dok. SKK Migas
Ilustrasi blok migas. Foto: dok. SKK Migas

Ciptakan Multiplier Effect, Sektor Hulu Migas Aktif Gandeng Industri Lokal

Nia Deviyana • 28 Oktober 2021 22:25
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mendorong perusahaan daerah untuk terlibat dalam pengadaan barang dan jasa senilai USD1 juta.
 
Hal ini sebagai upaya menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional dan daerah dari sektor hulu dan migas.
 
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan, SKK Migas berkomitmen untuk menggenjot Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas dengan mendongkrak kemampuan usaha penunjang dalam negeri hulu migas, dengan demikian meningkatkan efek berganda ekonomi Indonesia secara regional hingga nasional.

"Kehadiran industri hulu migas memberikan multiplier effect yang sesungguhnya. Banyak sekali industri lain dapat terangkat dengan keberadaan industri hulu migas," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Kamis, 28 Oktober 2021.
 
Apalagi, investasi hulu migas diperkirakan makin meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional, saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai USD7,9 miliar.
 
SKK Migas memperkirakan angka investasi yang digelontorkan KKKS terkait dengan target produksi minyak nasional sebesar satu juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) di 2030 secara total akan mencapai USD187 miliar.
 
Tingginya angka investasi seiring dengan peningkatan produksi tersebut diharapkan akan diikuti dengan diperlukannya kehadiran industri jasa dan barang sebagai penunjang.
 
Pada saat pandemi covid-19 masuk Indonesia, sektor hulu migas adalah salah satu industri di Tanah Air yang tetap terus beroperasi sehingga membawa efek berganda pada industri-industri penunjang lainnya agar tetap hidup.
 
Kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada 2020-2021 mencapai USD7,126 miliar atau setara dengan Rp103 triliun.  Adapun industri yang turut terdampak antara lain industri transportasi dengan nilai USD470 juta dengan kandungan TKDN mencapai 78 persen, industri tenaga kerja USD 442,76 juta dengan nilai TKDN sebesar 86 persen, industri perhotelan senilai USD129.88 juta dengan kandungan TKDN sebesar 92 persen.
 
Sementara pencapaian industri kesehatan mencapai USD20,446 juta dengan TKDN 86 persen, disusul dengan industri asuransi senilai USD3,821 dengan nilai TKDN sebesar 86 persen. Dari keseluruhan kontribusi tersebut, UMKM memiliki peranan aktif terhadap perputaran roda ekonomi sebesar 10,7 persen dengan nilai TKDN 100 persen.
 
Sampai dengan saat ini total pengadaan barang dan jasa per 30 September 2021 mencapai USD2,6 miliar atau Rp37 triliun dengan komitmen TKDN sebesar 58 persen atau di atas target yang ditetapkan pemerintah.
 
"Untuk mendorong sinergi dan pemberdayaan perusahaan dalam negeri dalam negeri, SKK Migas turut menjadi 'biro jodoh' melalui business match making antara KKKS dan industri penunjang hulu migas," kata dia.
 
Peran 'biro jodoh' SKK Migas tersebut dirasakan positif oleh sejumlah industri penunjang lainnya. Di antaranya PT Luas Birus Utama yang bergerak di bidang kimia. Komisaris PT Luas Birus Utama  Kudus Kurniawan mengatakan usaha SKK Migas tersebut merupakan jalan untuk mencapai kemandirian nasional sehingga industri dalam negeri dapat menjadi raja di negeri sendiri.
 
Penggunaan industri lokal, kata dia, banyak membawa manfaat positif juga bagi KKKS, di antaranya mengurangi risiko keterlambatan pengiriman, lebih efisien dan juga banyak melibatkan tenaga kerja dalam negeri.
 
Sementara VP Petrochemical Industry Business SH Commercial & Trading Pertamina Oos Kosasih mengatakan produk-produk yang dihasilkan perusahaannya, seperti BBM, pelumas, dan petrokimia, telah banyak digunakan dalam operasi KKKS. BBM, misalnya, telah memiliki pangsa pasar hingga 97 persen. Sementara pelumas 70 persen dan based-oil product 40 persen.
 
"Kami harap sinergi ini akan menumbuhkembangkan industri dalam negeri agar dapat men-support kebutuhan KKKS, sehingga kita bisa tumbuh berkembang, sehingga dapat memastikan keberlanjutan industri dalam negeri, mengurangi defisit impor," jelas Oos.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan