Terowongan kereta cepat. Foto: dok. PT KCIC
Terowongan kereta cepat. Foto: dok. PT KCIC

Ini Teknologi yang Digunakan dalam Pembangunan Terowongan Kereta Api Cepat

Eko Nordiansyah • 30 Oktober 2021 18:28
Jakarta: Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat ini akan mulai memasuki tahapan persiapan operasi. Progres konstruksi terus dipercepat, termasuk di dalamnya konstruksi 13 tunnel pada trase KCJB yang sudah tembus hingga 10 terowongan, serta percepatan progres subgrade dan bridge.  
 
Pencapaian ini tak lepas dari beragam metode dan teknologi canggih yang digunakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam pembangunan konstruksi KCJB. Salah satunya adalah penggunaan Tunnel Boring Machine (TBM) untuk pengeboran Tunnel 1 sepanjangnya 1.885 meter yang berada di Kawasan Halim, Jakarta.
 
"Untuk Tunnel 1 kami menggunakan shield tunneling dengan bantuan TBM sebagai alternatif untuk metode pengeboran di batu dan hand mining konvensional di tanah," kata Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi dalam keterangan resminya, Sabtu, 30 Oktober 2021.

Ia memaparkan, metode ini sangat tepat digunakan untuk pengeboran Tunnel 1 yang berada di kawasan kritis seperti jalan tol dan perkotaan dengan lalu lintas yang ramai dan padat penduduk. Dengan mengaplikasikan TBM, gangguan terhadap tanah di sekitar lokasi pengeboran dapat diminimalisir, dan dinding yang dihasilkan dari pengeboran akan lebih rapi sehingga mengurangi biaya pelapisan terowongan.
 
"Keuntungan penggunaan TBM adalah membatasi gangguan ke tanah sekitarnya dan menghasilkan dinding terowongan yang mulus. Ini secara signifikan mengurangi biaya pelapisan terowongan, dan membuatnya cocok untuk digunakan di daerah perkotaan yang padat. Makanya meskipun Tunnel 1 ini ada di perkotaan, proses pengeboran dapat berjalan lancar," ungkapnya.
 
Menariknya, TBM yang digunakan pada Tunnel 1 merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dengan mesin ini berdiameter 13,9 meter dengan panjang hingga 103,5 meter. Berbekal kapabilitas drilling speed mencapai delapan meter per jam dan torque rate hingga 28.645 k.n.m, mesin ini berperan besar dalam penggalian Tunnel 1 yang selesai pada 15 Desember 2020 dengan konstruksi selama 13 bulan.
 
Dalam praktiknya, pengeboran Tunnel 1 mengadopsi metode shield tunnelling dengan TBM, dan menggunakan bentonite slurry (campuran air dan bentonite) yang dialirkan menuju bagian depan mata bor untuk menurunkan temperatur mata mesin bor sekaligus mengalirkan sisa galian dari terowongan menuju Slurry Treatment Plant (STP).
 
"STP memiliki pengaruh langsung pada keandalan dan kinerja pekerjaan pembuatan terowongan. Apabila terjadi kesalahan dalam konfigurasi teknis STP, maka TBM akan berhenti dan menghentikan potensi bahaya pada kondisi sekitarnya. Di STP, slurry akan dipisahkan dari sisa galian untuk digunakan kembali dalam proses penggalian," jelas dia.
 
Ia menambahkan, STP melakukan penyaringan standar yang memisahkan tanah yang lengket sehingga menjadi partikel yang lebih besar seperti kerikil dan pasir. Kemudian pada tahapan selanjutnya, dilakukan penyaringan untuk pasir halus, partikel berlumpur dan lempung halus. Proses penyaringan demi penyaringan ini dilakukan untuk memastikan kualitas bentonite yang dipakai tetap dalam kualitas terbaik.
 
STP juga menjadi bagian sangat penting dalam proses penggalian Tunnel 1 karena hasil buangan tanah yang sudah tergali ini harus terjamin dan aman dari zat berbahaya kimia yang dapat merusak lingkungan. Dengan adanya STP dalam pekerjaan Tunnel 1, proyek kereta cepat menunjukkan komitmen pembangunannya untuk tetap memperhatikan lingkungan dan bisa menerapkan konsep reduce, reuse, recycle dengan baik.
 
Selain TBM, proses pengerjaan konstruksi 12 terowongan lainnya pada trase KCJB juga menggunakan cara yang tak kalah canggih, yaitu New Austrian Tunneling Method (NATM) atau Sequential Tunneling Method (STM) yang menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga sebelum diberi lapisan concrete atau beton.
 
"Selain Tunnel 1, kami menggunakan metode NATM yang sudah dikenal dunia sebagai terobosan yang baik di dunia konstruksi terowongan. Tak cukup sampai di situ, kecanggihan teknologi untuk pengerjaan terowongan kereta cepat juga ditunjang dengan pemakaian mesin peluncur gelagar (girder launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erection Machine," ujar dia.
 
Teknologi ini membantu proses pemasangan girder box di dalam terowongan menjadi lebih cepat dan efisien. Pengaplikasian peluncur gelagar juga terhitung ramah lalu lintas karena dengan teknologi ini, gelagar bisa langsung dinaikkan ke struktur layang untuk kemudian dipasang di titik yang dituju, tanpa mengganggu badan jalan.
 
"Disamping fiturnya yang lebih fleksibel, peluncur gelagar jenis ini memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan kotak gelagar menjadi lebih efektif dan efisien," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan