Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi menjelaskan melalui cara anorganik perusahaan telko tersebut dapat memberikan nilai tambah terutama dari sisi customer based dan infrastruktur.
"Kita selalu melihat investasi yang kita lakukan itu tidak hanya dari kacamata organik tapi juga anorganik. Utamanya yang kita lihat dari suatu rencana investasi adalah bagaimana kita bisa me-leverage aset yang kita miliki dalam konteks customer base, aset infra dan lainnya," kata Heri dalam Public Expose Live 2020, Kamis, 27 Oktober 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Heri mengakui segmen digital service yang dimiliki perusahaan saat ini tidak sebesar segmen digital connectivity. Karena itu, perusahaan tak menutup peluang inovasi dengan pihak eksternal.
"Kita tidak melihat spesifik yang misalnya Gojek saja. tetapi semua opportunity untuk melengkapi digital services kita," ucapnya.
Direktur Digital Business Telkom M Fajrin Rasyid menambahkan, Telkom Group membuka banyak opsi untuk berinvestasi di perusahaan startup. Salah satunya melalui perusahaan modal ventura besutan Telkom Group yakni MDI Ventures.
Perusahaan tersebut akan menjadi sarana untuk berinvestasi di perusahaan digital. Baru-baru ini perusahan modal ventura tersebut mendapat pendanaan sebesar USD500 juta.
"Ini akan digunakan salah satunya berinvestasi di startup di Indonesia," ucapnya
Di sisi lain, perseroan juga membuka opsi untuk melakukan co-investment atau investasi bersama dengan perusahaan lain. “Jadi tidak hanya menggunakan dana dari internal kami sendiri tapi juga mengundang pihak lain sebagai co-investor," tukasnya.
(Des)