Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan demikian karena mudik biasanya dijadikan amunisi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Namun pemerintah telah menetapkan pelarangan mudik untuk mencegah penyebaran covid-19 semakin meluas.
"Mudik ini biasanya jadi amunisi pertumbuhan ekonomi," ucap Enny dalam video conference YLKI, Rabu, 22 April 2020.
Ia menjelaskan pada saat ritual tahunan tersebut berlangsung mobilitas orang sangat tinggi dan diikuti dengan peningkatan konsumsi rumah tangga. Namun sayangnya, kondisi saat itu berubah sehingga membuat ekonomi Tanah Air terdampak.
Di sisi lain, selain pelarangan yang sudah diputuskan pemerintah, Enny menegaskan kegiatan mudik Lebaran tahun ini pun juga sudah dipastikan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya, pemerintah sebelumnya juga sudah melarang pegawai negeri merayakan Idulfitri di kampung halaman, pemerintah juga sudah menggeser hari libur mudik Lebaran, dan para pekerja sektor informal juga sudah melakukan mudik lebih dulu.
"Dari fenomena itu kecil kemungkinan orang mampu mudik," ucapnya.
Meski bakal berdampak pada ekonomi, Enny meminta pemerintah untuk fokus dalam penanganan pandemi ini. Sebab jika pandemi ini dapat berakhir, kondisi ekonomi juga akan berangsur pulih.
"Kita jauh lebih utama pengendalian covid. Jadi dua-duanya dapat. Pemerintah tidak stres, masyarakat tenang. Dengan begitu mungkin Mei ini, akhir Mei ini bisa diselesaikan. Tapi kalau enggak fokus khawatir kita ini Mei-Juni enggak akan selesai," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id