Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan status Rizal saat ini bukan lagi sebagai pengurus di DPP Partai Golkar. Arya mengatakan sejak diputuskan menjadi Komisaris Telkom, Rizal secara otomatis menanggalkan jabatannya sebagai Wakil Ketua Umum Golkar.
"Bisa kami sampaikan bahwa sejak surat pengunduran diri beliau itu kami terima maka Bang Rizal kami anggap sudah mengundurkan diri dari kepengurusan DPP Partai Golkar dalam posisi wakil ketua umum," kata Arya, dalam keterangan resminya, Sabtu, 20 Juni 2020.
Arya mengatakan Kementerian BUMN telah mendapatkan informasi terkait surat pengunduran diri Rizal sebagai Waketum Golkar tidak hanya dari Rizal pribadi, namun juga Partai Golkar telah mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan Rizal sudah tidak lagi menjabat di posisi tersebut.
Oleh karenanya, lanjut Arya, saat ini Rizal dianggap sebagai seorang profesional untuk mengawasi kinerja Telkom. Selain itu, Rizal juga dipandang memiliki pengalaman yang dibutuhkan oleh Telkom dalam mengembangkan binis di era digital saat ini.
"Apalagi beliau sangat paham mengenai konten yang saat ini memang jadi fokusnya Telkom. Bagaimana memonitize infrastruktur-infrastruktur Telkom lebih kuat nanti ke depan, karena memang yang penting ke depan bagi Telkom saat ini adalah fokus di konten. Nah bang rizal ini punya pengalaman di sana," kata Arya.
Sebelumnya, Rizal Mallarangeng didaulat menjadi salah satu jajaran komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Pengangkatan tersebut dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar sejak pukul 15.30 WIB, Jumat, 19 Juni 2020.
Berdasarkan catatan Medcom.id, Rizal Mallarangeng lahir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada 29 Oktober 1964. Rizal merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Kakaknya adalah Andi Alfian Mallarangeng, sementara adiknya adalah Choel Mallarangeng.
Rizal sempat menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada (UGM). Masa kariernya juga malang melintang di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menjadi staf peneliti.
Pada 2001, dirinya mendapatkan ajakan dari Ketua Kadin Aburizal Bakrie untuk mendirikan wadah berkumpulnya para cendekiawan dan penulis muda. Ia memutuskan mendirikan Freedom Institute bersama kawan-kawannya dan ia juga berperan sebagai direktur eksekutif di lembaga tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id