"Buat dalam negeri kita tidak terlalu masalah tetapi justru kita harus ambil manfaat ketika ekonomi Singapura sedang hancur begini," kata Handito kepada Medcom.id, Kamis, 16 Juli 2020.
Handito mengungkapkan koleganya di Singapura menginformasikan bahwa Pemerintah Singapura berencana mendiversifikasi pembelian produk pangan. Ketersediaan dan keberagaman produk olahan pangan yang melimpah di Indonesia dinilai perlu lebih banyak masuk.
"Pemerintah Singapura ingin diversifikasi produk makanannya seperti telur, sayur, dan macam-macam yang selama ini dari Johor Malaysia dan Australia. Kalau tidak dimanfaatkan ya rugi kita, ini kesempatan bagus memanfaatkan kembali pasar Singapura," tuturnya.
Menurut Handito, peluang besar itu potensinya bisa dimanfaatkan untuk produk dan jasa sektor UMKM di Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu ikut menyambut dengan melakukan perjanjian dagang yang saling menguntungkan dengan Pemerintah Singapura.
"Ini akan bangun kesadaran buat Singapura-Indonesia untuk membuat kerja sama. Ini saat yang baik bangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan. Apalagi UMKM Indonesia yang siap sudah banyak dan bisa masuk pasar Singapura, regional, serta dunia," ucapnya.
Handito mengatakan bahwa Singapura hingga saat ini masih merupakan satu di antara beberapa negara dengan pusat keuangan terbesar di dunia. Pelemahan ekonomi yang terjadi merupakan buntut dari pembatasan aktivitas masyarakat karena covid-19.
"Perdagangan internasional, keuangan dan teknologi Singapura yang sedang porak poranda itu harus dikembalikan lagi sebagai trading hub dunia. Artinya mereka harus memfasilitasi perusahaan di seluruh dunia berdagang lagi ke Singapura, dan ini kesempatan bisa dimanfaatkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News