Terutama di tengah dinamika perubahan iklim, kelangkaan air, penurunan kesehatan tanah, ancaman hama, serta keterbatasan finansial, pendekatan inovatif dinilai krusial untuk memastikan ketahanan pangan nasional.
Sektor pertanian menyumbang sekitar 13-14% dari PDB nasional dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 30% tenaga kerja di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Namun, petani masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses ke teknologi, bahan pertanian, serta pasar yang kompetitif.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Program Lumbung Pangan Nasional Bukan Proyek Swasta
Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi pertanian, sangat penting. Dukungan itu di antaranya teknologi pertanian yang mendukung produktivitas dan keberlanjutan.
"Kami bertekad turut memberikan kontribusi yang berarti pada pertumbuhan dan ketahanan sektor pertanian di Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan," kata CEO Syngenta Group, Jeff Rowe dalam keterangannya yang dikutip Jumat 13 September 2024.
Salah satunya adalah teknologi untuk melawan hama dan penyakit yang sering menyebabkan kerugian hasil panen hingga 10-23% per tahun. Dengan adanya teknologi ini, petani dapat lebih mudah melindungi tanaman mereka dari gangguan hama dan meningkatkan hasil panen.
"Kami menempatkan petani sebagai fokus utama dari semua kegiatan usaha maupun upaya keberlanjutan kami dengan berinvestasi dalam teknologi inovatif untuk membantu petani mengatasi tantangan mereka,” kata Syngenta Indonesia Country Head of Sustainability & Corporate Affairs, Fainta Susilo Negoro.
Fainta menegaskan pihaknya berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal dan mendorong penerapan good agricultural practices (GAP) untuk mendukung petani dalam menerapkan teknik pertanian yang ramah lingkungan.
Selain itu, upaya peningkatan produktivitas melalui program seperti "Komunitas 10 Ton" dengan mendorong petani mencapai produktivitas hingga 10 ton per hektar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News