Ilustrasi pinjaman online. Foto: Metrotvnews.com/Khairunnisa Puteri
Ilustrasi pinjaman online. Foto: Metrotvnews.com/Khairunnisa Puteri

6 Perbedaan Paylater vs Pinjol yang Wajib Kamu Tahu

Annisa ayu artanti • 10 Desember 2025 16:00
Jakarta: Layanan keuangan digital kini makin mudah diakses, terutama oleh anak muda. Dua yang paling populer adalah paylater dan pinjaman online (pinjol).
 
Keduanya sama-sama memberi kemudahan pembayaran, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan besar yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan memakai salah satunya.
 
Agar tidak salah langkah, merangkum laman DBS, berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan paylater dan pinjol.

1. Jenis Pinjaman

Paylater adalah layanan pembayaran tunda, memungkinkan kamu membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya belakangan dalam jangka pendek.

Sementara pinjaman online memberikan uang tunai langsung begitu pengajuan disetujui. Dana itu bisa kamu gunakan untuk kebutuhan apa pun sesuai kebutuhanmu.
 
Meski bentuknya berbeda, keduanya sama-sama mengharuskan pembayaran cicilan plus bunga hanya saja tenor dan besarannya bisa berbeda.
 
Baca juga: Asalkan Dipakai dengan Bijak, Paylater Tawarkan Banyak Keuntungan

2. Pihak terkait dan pengawasan OJK

Paylater umumnya terintegrasi dengan platform marketplace atau lembaga keuangan. Layanan ini masuk dalam sistem pembayaran, sehingga penyelenggara paylater diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
Sebaliknya, penyedia pinjol biasanya berdiri sebagai aplikasi atau situs tersendiri. Tidak semua pinjol legal dan terdaftar OJK, sehingga ada risiko besar jika pengguna bertransaksi dengan layanan ilegal.
 
Pinjol ilegal bisa menagih bunga jauh lebih tinggi dan tidak patuh hukum. Itulah sebabnya kamu wajib mengecek status legalitasnya sebelum mengajukan pinjaman.

3. Paylater lebih rendah risiko dibanding pinjol 

Risiko paylater relatif lebih rendah karena limit kecil dan bunga cenderung ringan. Meski begitu, penggunaan yang tidak bijak bisa mendorong gaya hidup konsumtif dan berujung gagal bayar.
 
Kalau gagal bayar, catatan keuanganmu di OJK bisa terganggu, lho.
 
Risiko pinjol jauh lebih tinggi, terutama karena limit dan bunga besar. Risiko melonjak drastis jika memakai pinjol ilegal mulai dari penyalahgunaan data, teror penagihan, hingga bunga yang terus membengkak.

4. Suku bunga paylater lebih ringan

Bunga paylater umumnya hanya 0-3 persen per bulan, membuat cicilan relatif lebih ringan. Namun, tetap ada biaya admin dan denda jika terlambat bayar.
 
Pinjol memiliki bunga jauh lebih tinggi, bahkan bisa mencapai 0,4 persen per hari. Jika memakai tenor panjang, jumlahnya bisa berlipat-lipat. Keterlambatan pembayaran juga dikenakan denda besar, terutama di pinjol ilegal yang bisa membuat utang menumpuk tak terkendali.

5. Tujuan penggunaan

Paylater cocok untuk kebutuhan kecil seperti tiket liburan, makan di restoran, membeli perabot kecil, hingga laptop untuk bekerja.
 
Pinjol, dengan limit lebih besar, biasanya digunakan untuk kebutuhan besar: modal usaha, keperluan rumah, hingga situasi darurat seperti membayar tagihan penting.

6. Cara pembayaran pinjol lebih fleksibel 

Paylater dibayar setelah transaksi dilakukan, bisa dicicil atau dilunasi sekaligus. Pembayarannya juga fleksibel: transfer bank, dompet digital, autodebit, hingga marketplace.
 
Pinjol harus dibayar setelah kamu menerima uang tunai. Pembayaran biasanya lewat transfer, aplikasi pinjol, minimarket mitra, atau autodebit.
 
Tenor pinjol cenderung lebih ketat bahkan ada yang harian. Jika telat, denda dan bunga tambahan langsung dikenakan. Dalam kasus ekstrem, penagihan bisa dilakukan oleh debt collector, terutama di pinjol ilegal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan