"Dengan adanya rumah kemasan, kami berharap produk UMKM kita bisa setidak-tidaknya sekelas produk UMKM Jepang," ujar Teten di Medan, dikutip Selasa, 30 Mei 2023.
Teten melanjutkan, dengan adanya rumah kemasan, pelaku UMKM dapat diarahkan untuk membuat pembungkus produk yang menarik. Hal tersebut dinilainya penting, karena manusia memiliki ketertarikan tinggi terhadap barang-barang dengan penampilan yang mencuri perhatian.
Di Jepang, dia mencontohkan, pelaku UMKM mampu menghadirkan produk kuliner dengan konsep kado. Makanan dibungkus sedemikian rupa sehingga orang yang memilikinya merasa itu spesial.
"Orang tergiur untuk membelinya. Padahal, rasa makanannya biasa saja," ujar Teten lagi.
Baca juga: Pemerintah Upayakan Semakin Banyak UMKM Masuk Rantai Pasok Industri |
Potensi produk kriya dan kuliner lokal belum dimaksimalkan
Kepala Staf Kepresidenan periode 2015-2018 itu melihat masih banyak kemasan produk kriya maupun kuliner belum dibuat maksimal. Padahal, secara kualitas, produk yang ada di dalamnya memiliki kualitas bagus.
"Ini terutama di daerah wisata dimana orang akan membeli oleh-oleh. Oleh-oleh ini, kan, hampir pasti produk UMKM. Jadi kemasannya mesti cantik supaya yang menerima merasa 'wah'," kata Teten.
Rumah kemasan menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM di bawah kepemimpinan Teten Masduki.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, ada 41 rumah kemasan di Indonesia yang berlokasi di beberapa provinsi, seperti Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News