Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : AFP.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : AFP.

Berita Ekonomi Terpopuler: Program Pembelajaran Jadi Prioritas Pemerintah

Arif Wicaksono • 06 Juli 2023 09:06
Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan memastikan alokasi anggaran untuk program pembelajaran sepanjang hidup atau lifelong learning menjadi berita terpopuler kanal ekonomi Medcom.id kemarin.
 
Berikut rangkuman berita ekonomi terpopuler kanal ekonomi Medcom.id selengkapnya.

1. Negara Siapkan Anggaran untuk Program Pembelajaran Sepanjang Hidup, Apa Itu?

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan memastikan alokasi anggaran untuk program pembelajaran sepanjang hidup atau lifelong learning. Dia bahkan menegaskan anggaran semacam itu akan lintas pemerintahan terkait target 2045.
 
Baca berita selengkapnya di sini.

2. Gubernur BI: Rating S&P Bentuk Kepercayaan Dunia Internasional

Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023. Keputusan tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal.
 
Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Ramai-ramai Investor Inggris Tarik Dana dari Pasar Saham

Investor Inggris menarik USD842,2 juta uang dari pasar saham pada Juni 2023 untuk mendukung pasar uang safe haven dan fixed income funds (aset pendapatan tetap).
 
Bank-bank sentral di Inggris, Amerika Serikat, dan zona euro telah menaikkan suku bunga beberapa kali dalam satu tahun terakhir untuk melawan inflasi, yang membuat para investor ketakutan.
 
Baca berita selengkapnya di sini.

4. The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga, Bagaimana Pasar Modal Indonesia?

Ada indikasi The Fed akan tetap menaikkan suku bunga menjadi 5,75 persen dari posisi saat ini 5,25 persen. Hal ini berpotensi memicu arus keluar modal dari emerging market, termasuk Indonesia. Mirae Sekuritas melihat hal ini tak perlu dikhawatirkan karena fundamental ekonomi indonesia yang kuat.
 
Investor di pasar modal Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan potensi arus keluar modal, mengingat investor asing hanya memegang sekitar 15 persen obligasi pemerintah rupiah dan hanya menyumbang 35 persen dari nilai perdagangan saham harian, dibandingkan dengan 35 persen dan masing-masing 45 persen saat 10 tahun yang lalu saat taper tantrum.
 
Baca berita selengkapnya di sini.

5. Status Baru Indonesia Tak Jamin Pertumbuhan Ekonomi

Status Indonesia kembali naik menjadi negara berpendapatan menengah atas tak akan menjamin kinerja pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun berikutnya. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, perubahan status tersebut bersifat sementara lantaran banyak ditopang oleh pendapatan ekspor komoditas olahan primer dan setengah jadi.
 
Baca berita selengkapnya di sini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan