Direktur Utama PT Pelindo IV Prasetyadi pun mencermati kondisi di wilayah timur Indonesia yang dinilai berbeda dengan di wilayah Barat.
"Wilayah Timur basisnya adalah komoditas dan konsumsi, tidak seperti di wilayah Barat yang lebih banyak industri. Dengan dua basis tersebut Pelindo IV tetap bertahan walaupun pandemi covid-19," katanya dikutip dari Antara, Senin, 11 Mei 2020.
Menurut dia, pendapatan paling besar di wilayahnya adalah dari pelayanan bongkar muat barang dan hanya terdampak sedikit oleh mewabahnya covid-19, terutama di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Prasetyadi menjelaskan total arus peti kemas (throughput) di seluruh pelabuhan kelolaan perseroan rata-rata mencapai 2,2 juta TEUs per tahun. Dari angka tersebut hanya sekitar dua persen kegiatan ekspor, selebihnya bongkar muat domestik.
Sementara dari sisi bisnis, ia meyakini kegiatan ekspor utamanya dari Pelabuhan Makassar akan kembali menggeliat, jika pelabuhan-pelabuhan di beberapa negara tujuan seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea sudah dibuka kembali setelah diberlakukannya lockdown.
Berdasarkan data Pelindo Iv diketahui, pada triwulan I-2020 kegiatan petikemas di Pelindo IV mengalami kenaikan 0,5 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Semuanya untuk kegiatan logistik seperti konsumsi masyarakat, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya selama pandemi covid-19.
"Secara umum kegiatan bongkar muat di pelabuhan tidak terganggu, walaupun ada perlakuan khusus untuk pencegahan covid-19 bagi kapal-kapal yang akan sandar. Hal ini disebabkan kebutuhan logistik masyarakat tetap normal seperti biasa,” kata Prasetyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News