Ia mengatakan keberadaan ventilator saat ini sangat penting dalam penanganan virus korona (covid-19). Ketiga perusahaan tersebut bisa bersinergi dengan perguruan tinggi serta Balitbang ESDM.
"Hari ini, mudah-mudahan juga apa yang dilakukan para pembuat ventilator lokal dari UI, BPPT, ITS, ITB, Balitbang ESDM dan beberapa perusahaan swasta nasional yang akan disinergikan dengan industri pertahanan kita. Saya kemarin coba kontak yang ada di industri pertahaan untuk coba sinergikan," kata Erick di Jakarta, Kamis, 16 April 2020.
Erick juga mengatakan Kementerian BUMN juga menunjuk PT Indofarma untuk menyerap dan mendistribusikan produksi ventilator dari ketiga BUMN yang bergerak di sektor industri pertahanan tersebut.
Semua itu diupayakan Kementerian BUMN untuk mengikis ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan selama ini. Erick mengungkapkan, dia sudah berkali-kali menyampaikan bahwa BUMN harus bisa mewujudkan ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan kesehatan.
"Kalau hari ini kita impor 90 persen, tahun depan 70 persen, tahun depannya lagi 50 persen. Saya tidak antiimpor, ada beberapa yang tidak bisa dilakukan, tapi yang kita bisa lakukan, harus bisa dilakukan," ucapnya.
Hingga kini, Kementerian BUMN mulai melakukan konsolidasi penguatan ketahanan kesehatan dengan menggabungkan sekitar 70 rumah sakit milik BUMN.
Hal serupa juga diterapkan pada BUMN-BUMN yang bergerak di bidang farmasi. Konsolidasi RS BUMN saat ini mampu menghasilkan 2.375 kamar yang siap melayani pasien Korona.
"Tidak di situ saja, dari (BUMN) farmasi juga kita gabungkan. Yang sedang kita review adalah bagaimana ini bisa menjadi supply chain dengan RS BUMN ke depan," ucapnya.
Erick juga menyebut pandemi korona merupakan sebuah momentum bagi bangsa untuk bergotong royong. Erick tak menampik besarnya tantangan dalam mewujudkan industri nasional, namun hal itu bukan berarti mustahil dilakukan.
"Saya berharap Kementerian BUMN terus bersinergi dengan kementerian lainnya, kita tidak boleh punya ego sektoral," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News