"Kita tetap akan meneruskan proyek ini sebagai diketahui sudah memiliki partner, investor sekaligus provider teknologi, Air Products," kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan dalam video conference, Rabu, 10 Juni 2020.
Arviyan mengungkapkan saat ini Bukit Asam tengah masuk tahap Front End Engineering and Design (FEED). Setelah FEED selesai perusahaan akan segera melakukan lelang EPC (Engineering Procurement Construction).
"Sekarang kita lagi mempertajam kajian dalam rangka membuat FEED untuk selanjutnya melakukan tender pelaksanaan EPC," ucapnya.
Adapun nilai proyek tersebut tetap berada di angka USD2 miliar. Proyek ini mendapat dukungan pemerintah lantaran dapat mengurangi laju impor Liquified Petroleum Gas (LPG).
"Kita harapkan komersialnya bisa di tahun 2024 atau 2025," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News