Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto mengatakan saat ini sudah ada 13,6 juta rekening yang dikumpulkan dari 15,7 juta target penerima bantuan. Data tersebut masih akan dilakukan validasi berlapis meski mereka merupakan peserta aktif di BP Jamsostek.
"Kami masih mendorong perusahaan yang belum menyampaikan nomor rekening pekerjanya agar segera mengirimkan, jangan sampai ada pekerja yang berhak dan memenuhi ketentuan malah tidak mendapatkan," katanya dalam video conference di Jakarta, Jumat, 21 Agustus 2020.
BP Jamsostek rencananya menyerahkan data batch I kepada Kementerian Ketenagakerjaan pada minggu keempat bulan ini. Sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 14 Tahun 2020, kriteria penerima adalah warga negara Indonesia (WNI), pekerja/buruh penerima upah.
Kemudian terdaftar sebagai peserta aktif BP Jamsostek sampai dengan Juni 2020, tenaga kerja aktif yang membayar iuran yang dihitung berdasarkan upah di bawah Rp5 juta, dan memiliki rekening bank aktif.
"Jadi ini mandatori, karena bantuan subsidi upah dibayarkan, ditransfer langsung. Kalau tidak memiliki (rekening) maka tidak sesuai kriteria. Yang harus dilakukan berupaya memiliki nomor rekening, kita berharap para perusahaan dan HRD membuatkan nomor rekening untuk para pekerjanya," jelas dia.
Hingga hari ini, 9.332.386 rekening dari 13.600.840 rekening dinyatakan valid sesuai proses di validasi awal melalui sistem perbankan. Sebanyak 4.216.595 rekening belum divalidasi, dan 51.859 rekening yang datanya tidak valid dikirim kembali ke perusahaan untuk diperbaiki.
Dari data yang valid di tahap pertama tersebut, sebanyak 8.177.261 rekening sesuai dengan validasi dari kriteria yang ditetapkan Permenaker. Sedangkan sisanya sebanyak 1.155.125 rekening dinyatakan tidak valid karena tidak sesuai kriteria Permenaker.
Terakhir, BP Jamsostek melakukan validasi rekening dan ketunggalan peserta berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang disesuaikan dengan kepemilikan rekening. Hasilnya sebanyak 7.509.549 rekening dinyatakan valid, sedangkan sisanya sebanyak 667.712 rekening masuk kategori tidak valid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News