Menteri BUMN Erick Thohir - - Foto: dok Biro Pers Istana Kepresidenan
Menteri BUMN Erick Thohir - - Foto: dok Biro Pers Istana Kepresidenan

Alur Pemilihan Direksi BUMN Ala Erick Thohir

Suci Sedya Utami • 16 Juni 2020 21:51
Jakarta: Perombakan direksi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) acap kali menjadi sorotan publik. Banyak pihak mempertanyakan dasar pergantian direksi perusahaan pelat merah tersebut.
 
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan proses bongkar pasang petinggi BUMN terjadi melalui alur yang cukup panjang. Kandidat pimpinan atau talent pool dipilih dari sekelompok orang yang dinilai berkualitas dan memiliki talenta.
 
Talent pool tersebut berasal dari pegawai karir BUMN maupun luar BUMN. Porsi kandidat eksternal BUMN bahkan ditambah dari 10 persen menjadi 30 persen.

Nantinya kandidat pimpinan itu akan diseleksi oleh tim dari kedeputian SDM. Setelahnya diberikan ke Wakil Menteri (Wamen) BUMN yang membawahi sektoral BUMN. Dalam tahap finalisasi, nama kandidat baru sampai ke meja Menteri BUMN Erick Thohir.
 
"Lalu dilihat oleh menteri apakah perusahaan tersebut strategis atau tidak. Kalau strategis sampai ke Presiden (sebagai tim penilai akhir), misalnya seperti Pertamina, PLN, bank juga," ucap Arya dalam dialog bertajuk Tiki-Taka BUMN, Selasa, 16 Juni 2020.
 
Arya menambahkan sorotan publik terhadap kebijakan perombakan direksi merupakan hal yang wajar. Sebab BUMN tercatat memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional.
 
"Mungkin karena kita tahu ekonomi Indonesia hampir 50 persen diputar oleh BUMN. Makanya wajar ketika semua beralih pandang ke BUMN," tambah dia.
 
Adapun bongkar pasang direksi BUMN sudah dilakukan sebelum kepemimpinan Erick. Pada saat menjabat sebagai Menteri BUMN, Rini Soemarno juga kerap melakukan perubahan direksi perusahaan BUMN.
 
Namun Erick menegaskan perombakan struktur kepemimpinan yang ia lakukan bukan berdasarkan penilaian pribadi suka atau tidak suka alias subjektif. Pencopotan akan didasarkan pada penilaian key performance indicator (KPI).

 
"Saya mengutamakan kepemimpinan pada BUMN harus ada KPI-nya. Saya nggak mau mengangkat pemimpin BUMN yang setiap tahun ganti-ganti, nanti jadi enggak bisa kerja. Saya akan ganti kalau KPI-nya enggak tercapai," jelas Erick.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan