Co-Founder & CEO PUM Rio Christiawan. Foto: Dokumen Istimewa
Co-Founder & CEO PUM Rio Christiawan. Foto: Dokumen Istimewa

PLUM Project, Model Restorasi Ekosistem Terpadu Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060

Annisa ayu artanti • 17 Juli 2025 13:12

Jakarta: Krisis iklim makin nyata. Di tengah tekanan terhadap sumber daya alam yang terus meningkat, Indonesia kini tak bisa menunda upaya restorasi lingkungan. 
Hadirnya PLUM Project di Kalimantan Tengah menjadi angin segar dalam upaya mencapai target Net Zero Emission 2060.
 
Proyek ini digagas oleh Pagatan Usaha Makmur (PUM) sebagai pendekatan terpadu untuk restorasi ekosistem berbasis alam. 
 
Tak sekadar menanam pohon, PLUM Project menawarkan model yang menyatukan reforestasi, pemberdayaan komunitas, dan penerbitan kredit karbon internasional.

“Dekarbonisasi tidak bisa hanya menjadi wacana. Harus menjadi bagian dari model bisnis,” kata Co-Founder & CEO PUM Rio Christiawan dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Juli 2025.
 
Melalui lahan gambut dan mangrove seluas 23.665 hektare, PLUM Project telah berhasil menghindari kebakaran hutan sejak 2021. Ini membuktikan bagaimana pendekatan Climate, Community, and Biodiversity (CCB) efektif dalam menekan emisi, memulihkan biodiversitas, sekaligus menciptakan nilai ekonomi karbon.

Dampak riil ke masyarakat

Lebih dari sekadar proyek lingkungan, PLUM Project juga merangkul 2.200 warga dari tujuh desa. Mereka mendapat pelatihan pertanian regeneratif, produksi biochar dari sekam padi, hingga pengembangan UMKM sirkular seperti kopi dan keripik lokal.
 
“Prinsip kami jelas masyarakat bukan objek, tapi pelaku utama dalam pembangunan ekonomi berbasis alam,” ucap Rio.
 
PUM bahkan menggandeng universitas lokal untuk memperkuat literasi bisnis, sertifikasi produk seperti PIRT dan halal, serta meningkatkan akses air bersih, layanan kesehatan, dan pendidikan.

Teknologi dan transparansi untuk masa depan karbon 

Komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan jargon semata. PUM menerapkan teknologi pemantauan lingkungan dan audit independen untuk memastikan semua intervensi bisa diukur secara objektif dan transparan. Ini memberi kepercayaan lebih pada investor dan mitra internasional.
 
Meski perdagangan karbon belum berjalan penuh karena regulasi, PUM sudah menyelesaikan tahap awal penting seperti FPIC dan social impact assessment serta menjajaki skema perdagangan karbon melalui jalur B2B dan bursa.
 
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memiliki lebih dari 12 juta hektare lahan kritis dan potensi pasar karbon hutan senilai USD100 miliar dalam dua dekade ke depan. 
 
Namun, tumpang tindih regulasi, rendahnya literasi karbon, dan minimnya investasi hijau masih jadi penghambat utama.
 
PUM hadir menjawab tantangan tersebut. Dengan pendekatan berbasis sains dan kolaborasi lintas sektor, mereka menempatkan diri sebagai penyedia kredit karbon premium yang siap mendukung reputasi Indonesia di pasar global.
 
“Visi kami adalah menciptakan ekosistem karbon yang kredibel, inklusif, dan berorientasi hasil. Di mana karbon bukan hanya dikurangi, tapi ditata, dimanfaatkan, dan didistribusikan dengan adil,” jelas Rio.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan