"Merujuk pada studi dari World Economic Forum 2020, estimasi transisi ke ekonomi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai USD10 triliun, dan membuka 395 juta lapangan pekerjaan pada 2030," ungkapnya dalam acara Side Event G20 Indonesia bertajuk Green Economy and Sustainable Business secara virtual, dikutip Kamis, 23 Juni 2022.
Teten pun menyadari banyak bisnis yang biasanya enggan mengadopsi ekonomi hijau, karena dipandang sebagai masalah teknis yang rumit dengan biaya produksi yang tinggi. Hal tersebut sama sekali tidak benar, dimana menurut penelitian, penggunaan sumber daya yang lebih baik dalam industri dapat membantu penghematan secara keseluruhan lebih dari USD600 miliar per tahun di Eropa.
"Praktik ekonomi hijau harus diimplementasikan kepada bisnis yang sudah ada maupun bisnis baru di berbagai sektor industri, mulai dari proses produksi, produk, hingga manajemen dalam bisnis itu sendiri, yang berarti juga akan membantu faktor keberlanjutan bisnis mereka," tegas Teten.
Dia pun menekankan,beradaptasi dengan ekonomi hijau mungkin tampak menantang, tetapi hal ini memungkinkan, karena telah banyak UMKM lokal yang sudah mempraktikkan ekonomi hijau dengan nilai tradisional dan kearifan lokal. Selain itu, beradaptasi dengan ekonomi hijau juga akan membuka pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha.
"Mengingat pentingnya UMKM dalam mendorong agenda ekonomi hijau, kami mendorong agar lebih banyak investasi untuk bisnis yang mengadopsi praktik tersebut. Karena tidak hanya akan memberikan pemulihan ekonomi dan lapangan pekerjaan, ekonomi hijau akan membantu memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah menjadi fokus kami," tuturnya.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengatakan bahwa jalan menuju ekonomi hijau membutuhkan peran UKM untuk terlibat dalam perubahan. Pasalnya, UKM dikatakan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia.
"Jika kita ingin mempercepat kemajuan SDGs, kita harus memperkuat kolaborasi dan keterlibatan dengan banyak pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, LSM, dan lembaga penelitian, serta kementerian dan lembaga lain untuk implementasi ekonomi hijau bagi UKM," tegas Siti Azizah.
Senada, B20 Indonesia Chair Shinta W. Kamdani menegaskan keterlibatan UKM dalam ekonomi hijau memegang peranan penting dan butuh kolaborasi yang erat antar pemangku kepentingan.
"UKM harus terlibat dalam ekonomi hijau. Sejalan dengan apa yang bisa kita lakukan, kita harus perhatikan kolaborasi dan rekomendasi kebijakan untuk UKM dalam penerapan ekonomi hijau, karena ini dapat memberikan profit yang tinggi bagi UKM," ucap Shinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News