“Satu pengingat lebih lanjut adalah kesenjangan pembiayaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kini telah meningkat menjadi sekitar USD4,2 triliun per tahun,” katanya dikutip dalam T20 Indonesia 2022, Jumat, 11 Februari 2022.
Steiner menuturkan negara-negara berkembang diprediksi akan menghadapi penurunan pembiayaan swasta atau investasi USD700 miliar dalam mencapai tujuan berkelanjutan. Hal ini terjadi karena banyak negara menghadapi peningkatan dampak perubahan iklim, degradasi dan perusakan alam yang semakin masif.
Tak hanya itu, ketidaksetaraan juga semakin terlihat sejak ada pandemi misalnya dalam pelaksanaan program vaksinasi. Saat memasuki 2022, separuh dunia telah divaksinasi sepenuhnya tetapi negara-negara berpenghasilan rendah berada jauh tertinggal.
“Antara lain di wilayah seperti Afrika, misalnya, jumlah absolut orang yang hidup dalam kemiskinan diproyeksikan meningkat hingga 2023,” terang dia.
Oleh sebab itu, Steiner menegaskan negara G20 memiliki peran penting untuk mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan dengan memberi rekomendasi kebijakan baru dalam sistem keuangan global.
“Untungnya agenda ini cukup kuat di bawah Presidensi Indonesia karena Indonesia sering mempelopori beberapa inisiatif pembiayaan berkelanjutan yang inovatif termasuk penerbitan Green Sukuk pertama di dunia,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News