Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo (Foto:Medcom.id/Gervin N Purba)
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo (Foto:Medcom.id/Gervin N Purba)

2021, LPDB-KUMKM Fokus Dampingi Koperasi Sektor Riil dan Syariah

Gervin Nathaniel Purba • 22 Januari 2021 17:58
Jakarta: Pemberian pendampingan kepada koperasi pemula yang memiliki potensi besar menjadi salah satu fokus utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) pada 2021. 
 
Kepada Medcom.id, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, pihaknya akan memberikan pendampingan kepada koperasi pemula melalui Program Inkubator Wirausaha. Dilaksanakannya program ini bertujuan untuk mendampingi koperasi pemula agar lebih maju. Program inkubator wisarausaha juga ditujukan kepada para pelaku UMKM baru.
 
"Supaya mereka lebih bergeliat, baik dalam teknologi maupun operasionalnya," ujar Supomo kepada Medcom.id, ditemui di kantor pusat LPDB-KUMKM, Pancoran, Jakarta Selatan. 

LPDB-KUMKM bekerja sama dengan 10 inkubator yang akan memberikan pendampingan kepada koperasi dan UMKM pemula. Masing-masing inkubator akan menangani 25 peserta.
 
"Kenapa 10? Kami seleksi juga mereka ada program apa. Jadi tidak asal saja," ujarnya. 
 
Dalam proses seleksi inkubator, LPDB-KUMKM menyoroti beberap poin penting, seperti legalitas yang jelas, program yang ditawarkan, pengalaman yang dimiliki, model bisnis yang ditawarkan, pola pelatihan, dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).
 
Masing-masing inkubator akan diberi dana sekitar Rp250 juta hingga Rp300 juta. Untuk proses inkubasi akan dilaksanakan kurang lebih sekitar satu tahun.
 
"Itu model reimbursement terhadap berbagai aktivitas yang mereka lakukan," ujar dia. 
 
Selain Program Inkubator Wirausaha, LPDB-KUMKM juga memberikan pendampingan langsung kepada beberapa koperasi existing yang dinilai memiliki potensi besar.  Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, LPDB-KUMKM diharapkan tidak sekadar memberikan pinjaman, namun juga harus bisa membangkitkan  potensi yang dimiliki koperasi.
 
Supomo menjelaskan pihaknya akan melihat potensi yang dimiliki suatu koperasi. Jika sudah dinilai potensinya, LPDB-KUMKM membantu mengarahkan koperasi tersebut untuk dihubungkan ke market. 
 
Pola kerja itu sudah dilakukan pada 2020 yang terbentuk melalui kerja sama antara LPDB-KUMKM dengan TaniHub. Dalam kerja sama itu, TaniHub berperan membantu pemasaran produk pertanian yang dihasilkan oleh koperasi. 
 
Selain itu, TaniHub juga akan membantu melakukan Quality Assurance untuk menjaga bahwa produk yang dihasilkan layak dipasarkan, baik melalui pasar ekspor, hotel, restoran, kafe, supermarket, maupun langsung kepada customer.
 
Sementara itu, peran LPDB-KUMKM adalah memberikan dukungan kepada koperasi berupa pinjaman/pembiayaan modal kerja pembelian produk pertanian kepada koperasi.
 
Koperasi yang bergerak pada bidang pangan memang menjadi fokus utama LPDB-KUMKM untuk diberikan pendampingan dalam rangka mendukung ketahanan pangan. Dari sekian banyak koperasi pangan, pendampingan koperasi susu menjadi salah satu fokus utama. 
 
Masih tingginya impor susu menjadi alasan LPDB-KUMKM untuk fokus mendampingi koperasi susu. Menurut Supomo, impor susu nasional hingga saat inii mencapai 80 persen.
 
Dalam prosesnya, LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan kepada koperasi susu untuk keperluan pakan ternak dalam bentuk konsentrat. Diharapkan, dengan terbantunya modal petani untuk memenuhi pakan ternak dapat meningkatkan kualitas susu sekaligus memperbanyak volume produksi.
 


 
Gandeng Koperasi Syariah


 
Di samping fokus memberikan pendampingan kepada koperasi potensial, LPDB-KUMKM juga fokus akan menggandeng lebih banyak lagi koperasi syariah (Baitul Maal wa Tamwi/BMT) pada tahun ini. Upaya ini sudah mulai dilakukan sejak tahun lalu.
 
"Syariah ini baru di LPDB-KUMKM. Kemarin sekitar 40 BMT (menjadi mitra) syariah," kata Supomo.
 
Menurut Supomo, BMT telah merasakan kehadiran LPDB-KUMKM, atau tepatnya sejak empat tahun lalu di 2017. Terlebih, semenjak LPDB-KUMKM memiliki direktorat khusus syariah. 
 
"Awalnya LPDB-KUMKM tidak mempunyai sistem syariah. Syariah sama sistem konvensional tidak ketemu, tidak bisa. Sekarang sudah bisa terhubung,” kata Supomo.
 
Supomo melihat tren BMT akan lebih bagus ke depan. Untuk menggandeng lebih banyak BMT, tim LPDB-KUMKM khusus syariah sedang terjun ke Yogyakarta dan Semarang. 
 


 
Target Penyaluran Dana Bergulir


 
Untuk tahun ini, LPDB-KUMKM menargetkan dapat menyalurkan Rp1,6 triliun dana bergulir kepada koperasi. Mengingat situasi pandemi covid-19 masih berlangsung, Supomo berharap jumlah penerima koperasi penerima dana bergulir lebih besar dibandingkan 2020.
 
"Kami sepenuhnya fokus 100 persen kepada koperasi, dan itu fokus kepada koperasi sektor riil. Seperti pangan, peternakan, dan perikanan yang berorientasi pada ekspor," katanya.
 
Jika berkaca pada 2020, LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada koperasi di Tanah Air sebesar Rp2 triliun. Melebih target yang diberikan pemerintah sebesar Rp1,85 triliun.
 
Begitu juga dari sisi penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dari alokasi yang ditargetkan pemerintah Rp1 triliun, LPDB-KUMKM juga mencatat penyaluran lebih tinggi daripada target sebesar Rp1,292 triliun.
 
Terkait PEN tahun ini, Supomo mengatakan pihaknya belum mendapatkan arahan baru dari pemerintah, dalam hal ini Satgas PEN. 
 
Salah satu tantangan yang dihadapi pada tahun ini yaitu wabah virus Covid-19. Wabah covid-19 menyebabkan lumpuhnya berbagai aktivitas membuat pertumbuhan ekonomi menjadi turun. Hal ini juga berdampak pada koperasi.
 
Menghadapi tantangan ini, Supomo mengatakan akan menguatkan dari sisi internal dahulu. Dalam hal ini memastikan setiap pegawai LPDB-KUMKM tertib melaksanakan protokol kesehatan ketika sedang bertugas.
 
"Pasukan saya wajib rapid antigen ketika dinas ke luar kota. Begitu juga ketika pulang, wajib rapid antigen. Saya juga setiap pulang malam sampai rumah harus disemprot  disinfektan," kata Supomo.
 
Setiap bulan, masing-masing pegawai diberikan suplemen vitamin, masker, dan hand sanitizer. "Kami harus jemput bola ke koperasi. Kalau tidak tahan (kesehatan) bagaimana mau jauh jemput bola ketika kami sudah lumpuh," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan