Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan secara rata-rata PMI pada kuartal III-2020 sebesar 48,3, menggambarkan kondisi industri manufaktur yang masih menantang. Meski sudah meningkat dibandingkan dengan PMI di kuartal II-2020 sebesar 31,73.
"Secara lebih rinci, rilis PMI Manufaktur Indonesia pada September 2020 menunjukkan adanya aktivitas penjualan dan produksi yang dipengaruhi oleh PSBB di Jakarta pada pertengahan September," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.
Lebih lanjut, ia menambahkan, penurunan terjadi di sisi permintaan baru (new order) meskipun penurunannya lebih lambat dibandingkan kontraksi yang dalam pada Maret dan Juni saat puncak pandemi.
"Penurunan penjualan berkontribusi pada kenaikan kapasitas berlebih (spare capacity) yang tercermin juga pada penurunan pekerjaan yang harus diselesaikan (backlogs of works) yang menghambat perekrutan tenaga kerja lebih lanjut," jelas dia.
Perusahaan juga mengurangi aktivitas pembelian dan stok guna melakukan efisiensi. Tekanan di biaya input didorong oleh depresiasi nilai tukar dan diikuti oleh rendahnya harga penjualan. Tercatat sejumlah perusahaan memberikan diskon untuk merangsang penjualan.
Selain itu, PSBB juga menghambat kemampuan penyedia bahan baku (supplier) untuk memasok input secara tepat waktu. IHS Markit yang mengeluarkan data PMI ini menjelaskan bahwa harapan mengenai output 2021 sangat tinggi, tetapi optimisme tersebut akan sangat bergantung pada pengendalian pandemi.
"PMI sebagai indikator yang memprediksi ekonomi ke depan (leading indicators) sejalan dengan tren indikator mobilitas yang telah mengalami perbaikan walaupun dengan akselerasi yang melambat, mengingat masih terdapat eskalasi penularan covid-19," ungkapnya.
Disisi lain, respons kebijakan pemerintah dinilainya sudah on-track dan perlu diperkuat dalam penanganan covid-19 terutama melalui peningkatan langkah Tes, Lacak, Isolasi (TLI) dan disiplin gerakan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Penguatan TLI oleh Pemerintah dan 3M oleh masyarakat sejauh ini merupakan best practice dalam mengendalikan covid-19, serta melengkapi berbagai langkah perlindungan masyarakat miskin dan rentan terdampak melalui berbagai program perlindungan sosial serta dukungan terhadap dunia usaha agar dapat bertahan selama pandemi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News