“Ekspor ini akan menambah devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, melalui keterangan tertulis, Senin, 22 Maret 2021.
Pihaknya mendukung petani melati di Desa Maribaya, Tegal, melalui pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus. Menurut Dwi, dukungan tersebut untuk menggeliatkan kembali ekspor melati yang sempat lesu saat pandemi.
Pupuk pada lahan demplot juga disebut sebagai dukungan kepada Kementerian Pertanian yang mendorong peningkatan ekspor bunga melati. “Ini juga menjadi komitmen Petrokimia Gresik sebagai perusahaan Solusi Agroindustri serta upaya menjadi market leader dan dominant player,” ujar Dwi.
Komoditas ini diekspor ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi. Melati digunakan untuk kebutuhan sembahyang atau campuran dalam minuman.
Mengutip data Badan Karantina Pertanian, ekspor melati dari Jawa Tengah sebelum pandemi covid-19 dapat mencapai Rp200,55 miliar per semester. Kabupaten Tegal mampu menghasilkan 3.201 ton melati per bulan. Dari jumlah tersebut, 110 ton diekspor.
Baca: Program Kampung Sehat Rambah 179.394 Warga Gresik
Tegal memiliki 38 ribu hektare lahan pertanian dan 82 persen dari jumlah tersebut diairi sistem irigasi. Dwi menyebut potensi lahan garapan itu menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya.
"Ini menjadi motivasi Petrokimia Gresik, apalagi sepanjang wabah covid-19 ini pertanian merupakan sektor yang mampu menstabilkan perekonomian nasional, ketika sektor lain minus," kata Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id