"Untuk saat ini menjelang Ramadan masih stabil, hanya ada kenaikan sedikit tapi terkadang turun. Daging sapi beku masih Rp90 ribu-Rp100 ribu, sedangkan yang segar normalnya Rp125 ribu sekarang menjadi Rp130 ribu. Hanya untuk tulang saja yang mengalami kenaikan signifikan biasanya Rp80 ribu-Rp100 ribu menjadi Rp130 ribu," kata pedagang daging sapi di Flamboyan, Rahman, dikutip dari Antara, Senin, 12 April 2021.
Ia menambahkan bahwa pembeli daging sapi menjelang Ramadhan mengalami kenaikan 70 persen dari biasanya.
"Biasanya hanya tiga ekor sapi sekitar 300 kilogram, menjelang Ramadan mengalami kenaikan sekitar 70 persen. Tingkat pembeli ramai H-2 dibanding H-1 dari mulai pukul 2 subuh," katanya.
Selain daging sapi, menurut dia, harga daging ayam juga terbilang stabil menjelang Ramadan. "Harga ayam menjelang Ramadan masih stabil dari biasanya, biasanya Rp28 ribu sekarang juga masih tetap sama," kata penjual ayam di Pasar Flamboyan, Yuli.
Sementara harga sayuran dari mulai cabai, bawang merah, dan kentang juga tidak ada kenaikan yang signifikan.
"Sayuran masih tetap sama seperti biasanya, cabai Rp75 ribu-Rp120 ribu, kentang Rp14 ribu-Rp16 ribu, dan bawang merah Rp28 ribu-Rp35 ribu. Harga stabil karena di Jawa panen raya jadi di sini juga stabil, bawang impor juga banyak masuk jadi tidak bisa tinggi," kata pedagang sayuran di Pasar Flamboyan, Marianto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muhammad Munsif mengatakan saat ini ketersediaan beras di Kalbar masih mencukupi meski dari sisi produksi masih kurang.
"Menurut data kami, ketersediaan beras mencukupi meskipun produksi beras masih kurang. Kami sarankan agar setiap kabupaten memperluas lahan tanam atau memberikan bantuan pupuk dan benih unggul demi meningkatkan produksi pangan di Kalbar," kata dia,
Munsif mengatakan dari beberapa pangan yang sedang menarik perhatian atau prioritas saat ini adalah beras selain cabai. Dia menambahkan, sesuai dengan hasil rapat di biro ekonomi dengan beberapa dinas terkait sepakat membahas mengenai suatu data ketersediaan pangan khususnya beras.
"Kita sepakat bahwa dari Dinas Pertanian, Biro Pusat Statistik (BPS), Perdagangan, Bulog, dan beberapa dinas terkait, merilis satu data mengenai ketersediaan pangan khususnya beras, ketersediaan itu sendiri merupakan gabungan antara data produksi yang mencerminkan produksi padi yang ditanam dengan data pasokan beras, yang berasal dari luar Kalbar," katanya.
Dia mengatakan bahwa dalam rapat tersebut terpantau data mengenai ketersediaan pangan justru lebih besar dari data produksi.
"Bicara mengenai produksi perlu dan pentingnya disini membicarakan ketersediaan karena data ketersediaan itu merupakan penjumlahan antara data produksi ditambah pasokan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id