Ilustrasi petani mengumpulkan getah karet - - Foto: MI/ Bary Fathahilah
Ilustrasi petani mengumpulkan getah karet - - Foto: MI/ Bary Fathahilah

Kemenperin Gandeng Pemda dan BI Genjot Hilirisasi Karet di Jambi

Husen Miftahudin • 05 Maret 2021 12:46
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk memacu program hilirisasi produk karet melalui diversifikasi produk. Hal tersebut guna mendorong sektor industri pengolahan karet mulai dari agar semakin produktif.
 
"Peningkatan pengolahan hilirisasi industri karet dalam negeri dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi industri pada produk hilir seperti alas kaki, ban vulkanisir, kompon karet, karet keperluan tambang dan karet rumah tangga, serta karet otomotif," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 5 Maret 2021.
 
Adapun potensi karet alam Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak 3,5 juta ton. Salah satu daerah yang mampu memasok karet alam adalah Jambi. Provinsi tersebut mampu memasok sekitar 10 persen karet alam, setelah Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Riau. Meski demikian, pada 2019 hanya 21 persen karet yang diserap domestik, dan sisanya diekspor dalam bentuk karet remah, lateks pekat, maupun ribbed smoke sheet.

Dalam upaya mendukung hilirisasi produk berbahan karet alam di daerah Jambi, BSKJI Kemenperin telah menandatangani kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi terkait kerja sama penerapan teknologi industri komoditi unggulan di Provinsi Jambi.
 
"Kerja sama seperti ini perlu ditindaklanjuti untuk menciptakan ekosistem industri dan sinergi para pemangku kepentingan untuk dapat mendorong tumbuhnya industri hilir karet di Jambi, bahkan dapat dijadikan sebagai pilot project pola pengembangan komoditi unggulan di provinsi lainnya," paparnya.
 
Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, salah satu unit kerja Kemenperin yakni Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Palembang, secara intensif melakukan pendampingan dan transfer teknologi industri pengolahan karet alam di Provinsi Jambi.
 
"Sebagai langkah awal, kami melakukan pendampingan kepada UMKM lateks pekat di Muhajirin, Kabupaten Muara Jambi dan UMKM Pengolahan Karet di Kabupaten Sarolangun," tutur Kepala Baristand Industri Palembang Syamdian.
 
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan pilot project hilirisasi karet dalam satu klaster kecil. Implementasinya, bahan baku karet yang akan diolah, dibeli dari petani karet desa setempat yang tergabung dalam satu Unit Pengolahan dan Pelelangan Bokar (UPPB). "Kemudian diolah menjadi brown crepe dan selanjutnya dijadikan kompon karet maupun barang karet," sambungnya.
 
Selain kegiatan pendampingan, menurut Syamdian, Baristand Industri Palembang juga berpartisipasi aktif dalam memberikan konsultansi pengembangan UMKM dan penyusunan roadmap pengembangan UMKM sampai 2023 dengan produk akhir ban vulkanisir, kompon karet vulkanisir, karet otomotif, karet keperluan rumah tangga dan karet keperluan tambang. "Pada 2021 akan difokuskan pada alas kaki, karpet karet, dan kompon karet yang saat ini sudah mulai berproduksi," jelas dia.
 
Dalam upaya sinergi hilirisasi karet tersebut, Baristand Industri Palembang juga didukung sepenuhnya oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi. "Nantinya, Bank Indonesia akan memberikan bantuan pelatihan teknis, pengelolaan keuangan, dan bantuan permodalan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," sebut Syamdian.
Program pengembangan UMKM di daerah nantinya tidak hanya sebatas pada industri karet saja, tetapi juga pada komoditi lain seperti kopi, air minum dalam kemasan, hingga olahan pangan lainnya.
 
"Ke depannya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Jambi akan menggandeng Baristand Industri Palembang untuk pendampingan produksi air minum di tiga pondok pesantren dan sertifikasi SNI kopi bubuk di Kabupaten Kerinci," tutup Syamdian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan