Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan usaha Warteg semakin tertekan dengan adanya PSBB ketat dalam sebulan terakhir. Selama pandemi covid-19 saja, jumlah pembeli sudah turun drastis.
"Semenjak PSBB dampaknya luar biasa terhadap perekonomian, kami dalam posisi kurang bagus karena penurunan omzet mulai 60-90 persen," kata Mukroni kepada Medcom.id, Rabu, 14 Oktober 2020.
Menurutnya, kondisi Warteg yang paling terdampak yakni kelompok untuk melayani makan siang karyawan kantor, mal, dan buruh pabrik. Berkurangnya pendapatan para tenaga kerja itu pun berimbas terhadap pemasukan Warteg.
"Ada yang dulu omzet Warteg Rp3 juta sekarang hanya Rp300 ribu per hari, bahkan ada yang sehari tidak ada dapat sama sekali karena kedekatan Warteg dengan mal atau pabrik yang tutup," ungkapnya.
Ia menambahkan lebih dari 45 persen usaha Warteg di DKI Jakarta sudah gulung tikar, tutup sementara maupun tutup permanen. Sebagian dari mereka pulang ke kampung halaman dengan mempergunakan sisa tabungan untuk beralih profesi.
"Jalan keluarnya pulang kampung, menetap di Jakarta harus biaya banyak, ada listrik, sewa kontrakan dan biaya sehari-hari. Kalau di kampung ada anak istri dan kalau bisa menyatu menjadi lebih hemat," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id