Moeldoko bilang, Indonesia memiliki komitmen yang cukup besar dan cukup tinggi atas Paris Agreement yaitu pada 2030 Indonesia berkomitmen mengurangi 29 persen emisi karbon dioksida.
"Sehingga KLBB (Kendaraan Listrik Berbasis Baterai) atau mobil listrik ini adalah jawaban dari komitmen tersebut," kata Moeldoko dalam acara Investor Daily Summit 2021, Rabu, 14 Juli 2021.
Kemudian alasan selanjutnya adalah karena aspek efisiensi dan ketahanan energi nasional. Moeldoko menjelaskan, hingga saat ini impor BBM Indonesia masih sangat tinggi yakni sekitar 600 ribu barel per hari. Hal tersebut menyedot devisa negara.
"Hingga saat ini konsumsi BBM masih meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Ini kalau tidak segera diantisipasi maka impor BBM dari tahun ke tahun akan semakin tinggi," jelasnya.
Lalu, lanjut Moeldoko, terkait penggunaan listrik. dia menilai adanya mobil listrik akan membuat penggunaan listrik nasional menjadi optimal.
"Indonesia punya program 35 ribu megawatt untuk itu, kalau mobil listrik segera bisa dioperasionalkan maka utility dari cadangan PLN kita jadi terserap dengan baik," imbuhnya.
Terakhir, ia melihat urgensi pengembangan mobil listrik dari peningkatan kapasitas industri nasional.
"Perkembangan kendaraan listrik dapat mendorong penguasaan teknologi industri dan rancang bangun kendaraan nasional dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor KLBB," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News