"QRIS di Kalbar ini tumbuh begitu pesat dari Desember 2019 sekitar 21.306 merchant kemudian pada Mei 2020 tumbuh hingga 34.140 dan kini pada data terakhir Mei 2021 mencapai dua kali lipat pada angka 79.116 merchant," ujar Manajer Bank Indonesia Kalbar Trisna Handayani dikutip dari Antara, Selasa, 8 Juni 2021.
Ia menambahkan hal tersebut mengindikasikan bahwa perilaku digital di provinsi Kalbar terus mengalami perbaikan seiring dengan bertambahnya angka akuisisi merchant QRIS di 14 kabupaten dan kota Kalbar.
Pada Talkshow Digitalisasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Semarak Pariwisata, UMKM, dan Keuangan (Saprahan) Khatulistiwa yang diadakan Bank Indonesia Kalbar tersebut, QRIS menjadi satu standar pembayaran nasional yang sudah terintegrasi di aplikasi mobile banking dan mobile payment.
"QRIS ini dibangun BI bersama ASPI sehingga penerapannya pada satu barcode QRIS yang ada di suatu merchant dapat digunakan pada pembayaran mobile payment dan mobile banking apapun," paparnya.
QRIS juga menjadi pilar elektronifikasi atau perubahan pembayaran dari tunai ke non tunai. Selain itu, Trisna juga menjelaskan bahwa manfaat dari QRIS salah satunya adalah mengikuti tren sehingga meningkatkan penjualan dan menerima pembayaran secara higienis.
"Kemudian manfaat QRIS juga agar transaksi tercatat dan langsung masuk rekening, tidak perlu uang kembalian, dan bebas resiko pencurian dan uang palsu, membangun credit profile dengan mudah, serta murah dan bebas biaya bagi usaha mikro," jelasnya.
Bagi Trisna, penerapan QRIS juga bertujuan untuk menciptakan masyarakat tinggi gunakan nontunai dan meningkatkan inklusivitas keuangan.
"Kami berharap dengan sosialisasi ini dapat menambah pengetahuan kita untuk mendukung digitalisasi dan UMKM agar perekonomian Kalbar maju. Semoga semua masyarakat dapat merasakan manfaat QRIS," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News