"Dari data membuat kita miris. Sejumlah negara yang justru sekarang ini memimpin industri halal dunia," kata dia, dalam webinar, Jumat, 19 November 2021.
Agus memaparkan eksportir makanan halal dikuasai India, Amerika Serikat, dan Brasil. Sektor farmasi dan kosmetik saat ini berada di bawah Singapura. Sementara Inggris dan Nigeria menunjukkan performa yang sangat baik dalam pengembangan industri halal.
"Indonesia semestinya bisa meraup keuntungan paling besar di pasar global. Namun memang kompetisi pasar industri halal sangat sengit. Sangat diminati bukan hanya negara Muslim, tapi juga non-Muslim," paparnya.
Kenyataan ini, menurut dia, seharusnya bisa memotivasi Indonesia agar menjadi pusat industri halal dunia (global halal hub). Untuk itu Kementerian Perindustrian turut mendorong kemajuan industri halal, khususnya melalui pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) halal.
"Kami di Kementerian Perindustrian juga ingin mendorong pengembangan industri kecil menengah (IKM) halal. Bisnis halal termasuk IKM, kami punya komitmen, kami bentuk Pusat Pemberdayaan Industri Halal setingkat eselon dua," ungkap Agus.
Staf Khusus Wapres Lukmanul Hakim mengatakan, perlu program quick-win untuk mewujudkan Indonesia produsen produk halal dunia. Ia memaparkan ekosistem global halal hub yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan industri halal.
"Untuk itu kami mengajak seluruh stakeholder untuk bahu membahu, bersama-sama dalam mendorong pengembangan industri halal ini. Kami berharap melalui kolaborasi seluruh pihak, industri halal tidak hanya berkembang di dalam negeri tetapi juga menyasar pasar global," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News