"Saya ingin mengatakan ini bukan hal yang gampang. Saya tahu ada yang main-main untuk tidak mau proses ini terjadi, termasuk ekosistem baterai mobil. Mereka ingin Indonesia hanya mau ekspor barang-barang mentah," ketus Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu, 1 Desember 2021.
Bahlil awalnya menceritakan langkah pemerintah yang terus mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi, industrialisasi, penciptaan nilai tambah, dan menciptakan tenaga kerja berkualitas yang sekaligus untuk melahirkan produk-produk substitusi impor atau produk berbasis ekspor yang mempunyai nilai tambah yang kuat.
Salah satu upaya pemerintah terhadap hilirisasi adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Menurutnya, hilirisasi merupakan syarat mutlak agar Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
"Indonesia kontribusi pertumbuhan ekonomi nasionalnya itu 57 persen konsumsi. Untuk bisa kita menuju kepada negara yang berpenghasilan per kapita USD12 ribu (negara maju) ke depan, itu harus betul-betul kita dorong. Tidak hanya konsumsi, tapi dia harus masuk kepada investasi dan nilai tambah. Maka kuncinya adalah hilirisasi," tegas Bahlil.
Salah satu proyek besar hilirisasi adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari pengolahan nikel, pembuatan baterai, hingga penggunaannya dalam kendaraan listrik. Sayangnya, upaya tersebut seringkali diganjal oleh oknum-oknum pengusaha hingga pejabat pemerintahan itu sendiri.
"Kepada siapa saja, baik itu kepada oknum pengusaha ataupun oknum pejabat, ataupun oknum yang ada di BUMN yang tidak setuju dengan pikiran besar tentang transformasi ekonomi ini, saya harap untuk minggir. Karena negara Indonesia harus maju," ucap dia.
Oleh karena itu, Bahlil menekankan agar para oknum tersebut tidak menghalangi rencana pemerintah dalam mengembangkan hilirisasi. Kementerian Investasi bahkan menyatakan kesiapannya untuk pasang badan jika oknum-oknum tersebut tetap menghambat pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
"Kita sudah cukup negara kita dipermainkan seperti ini, sudah cukup. Kita harus bangkit bersama-sama. Kami juga tidak pernah segan-segan untuk tetap akan maju terus, dan pasti akan berhadapan dengan Kementerian Investasi," pungkas Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News