Belajar dari pengalaman tahun lalu, kata dia, lonjakan mobilitas pada periode Nataru berdampak pada kenaikan kasus yang kemudian menyebabkan pemulihan ekonomi menjadi mundur.
Pendekatan ini juga dimaksudkan untuk memberi waktu bagi tingkat vaksinasi masyarakat agar dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi, seperti targetkan vaksinasi dosis 1 dapat mencapai 80 persen dan vaksinasi dosis 2 dapat mencapai 60 persen pada akhir tahun.
“Dikombinasikan dengan penggunaan PeduliLindungi yang lebih luas dan penguatan 3T, saya yakin pandemi covid-19 tetap akan terkendali pada tahun depan, sehingga ekspansi ekonomi akan terus menguat. Di samping itu, kita melihat obat covid ini semakin maju, dan ini saya pikir langkah yang dilakukan agresif oleh Indonesia dalam bidang kesehatan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 26 November 2021.
Luhut mengungkapkan bahwa keberhasilan Indonesia secara cepat menurunkan dan mengendalikan kasus covid-19 sehingga menjadikan posisi level 1, menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan cepat.
"Keberhasilan kita secara cepat menurunkan kasus dan mengendalikannya pada tingkat yang rendah, menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan cepat. Perlu diketahui, di kawasan ini level 1 saat ini hanya India, Tiongkok, Jepang, Indonesia, Thailand, lain itu level 2 dan seterusnya. Jadi negara kita ini negara besar dan telah diapresiasi banyak negara bahwa Indonesia mampu me-manage covid-19 dengan bagus," paparnya.
Namun, kendati telah berada pada level I, dia meminta masyarakat tidak lengah. “Kita tidak boleh jumawa dengan posisi ini, karena apa saja bisa terjadi jika kita tidak disiplin. Jadi kata kunci di sini kita harus mematuhi arahan-arahan pemerintah” tegasnya.
Pemulihan ekonomi nasional
Luhut memaparkan, terkendalinya kasus covid-19 dan pembukaan ekonomi yang dilakukan secara bertahap mampu menahan perlambatan ekonomi pada triwulan III lalu. Meski melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II sebesar 7,1 persen, tetapi realisasi triwulan III sebesar 3,5 persen lebih tinggi dari perkiraan awal sebelum PPKM diterapkan.Penurunan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga, Investasi, dan Industri Pengolahan juga lebih rendah dibandingkan dengan periode PSBB. Indikator tersebut, menurut Luhut menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia beradaptasi menghadapi pandemi covid-19.
“Keberhasilan kita menurunkan kasus covid-19 dengan cepat, mampu mendorong pemulihan ekonomi yang cepat. Indeks Keyakinan konsumen dari Bank Indonesia yang sempat turun ke tingkat pesimis karena penerapan PPKM, telah kembali pada tingkat optimis hanya dalam waktu tiga bulan,” urainya.
Saat ini Indeks Keyakinan Konsumen Oktober 2021 berada pada tingkat tertinggi di masa pandemi, yakni mencapai 113,4 dengan skala nilai optimis lebih dari 100. “Ini angka yang tadinya tidak kami duga, tapi kami bahagia bangsa ini mampu mengatasi keterpurukan tadi,” ungkapnya.
Dengan keyakinan konsumen yang meningkat mendorong masyarakat kembali melakukan aktivitas ekonomi. Data mobilitas yang dipantau oleh Google menunjukkan mobilitas masyarakat telah berada di atas kondisi pra-pandemi, didorong oleh aktivitas retail and rekreasi. Indeks belanja dari Bank Mandiri juga menunjukkan belanja masyarakat yang pulih ke tingkat sebelum pandemi sejak September lalu.
Pemulihan yang cepat juga terjadi pada aktivitas industri manufaktur. Berdasarkan Indikator PMI manufaktur Indonesia, terlihat sektor industri mengalami ekspansi tertinggi pada Oktober 2021 dan merupakan salah satu yang terbaik di negara ASEAN.
“Dan kita perlu catat sekarang sudah sekitar 126 hari dan covid betul-betul terkendali. Namun ini belum selesai. Kita harus hati-hati dan disiplin untuk terus mempertahankan posisi sekarang ini ke depan khusus lagi dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) di mana presiden sudah hampir sampai final keputusan di mana kita akan melaksanakan level 3, untuk tanggalnya berapa lama itu baru akan diputuskan beberapa hari ke depan ini,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News