Ilustrasi logo Chevron - - Foto: dok AFP
Ilustrasi logo Chevron - - Foto: dok AFP

Jelang Akhir Kontrak, Chevron Bor Sumur ke-100 di Blok Rokan

Suci Sedya Utami • 30 Juli 2021 13:07
Pekanbaru: PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengebor sumur ke-100, termasuk di antaranya 11 sumur konversi menjelang alih kelola Blok Rokan. Upaya tersebut demi menjaga tingkat produksi salah satu wilayah kerja (WK) migas terbesar di Tanah Air. 
 
Baru-baru ini CPI juga mendapatkan tambahan rig pengeboran dengan total delapan yang aktif beroperasi di lapangan. Jumlah rig akan terus ditambah guna mendukung upaya pencapaian target pengeboran di Blok Rokan tahun ini. Setelah kontrak CPI di Blok Rokan berakhir pada 8 Agustus 2021, program pengeboran akan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
 
"WK Rokan merupakan aset strategis yang penting bagi penerimaan negara dan daerah, perekonomian masyarakat, serta ketahanan energi nasional. Kolaborasi SKK Migas, PT CPI, dan PT Pertamina Hulu Rokan berjalan dengan baik sehingga program pengeboran dapat berjalan dengan selamat dan lancar," tutur Direktur Rokan PT CPI Budianto Renyut dalam keterangan resmi, Jumat, 30 Juli 2021.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus menyampaikan pihaknya berkomitmen membantu, memfasilitasi, dan melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam rangka penyelesaian persiapan pelaksanaan pengeboran sehingga dapat terlaksana dengan lancar dan aman.

 
"Butuh dukungan penuh dari segenap stakeholder mulai pusat hingga daerah sehingga target untuk menjaga dan mempertahankan produksi di WK Rokan bisa tercapai. Dengan cara ini insyaAllah akan meningkatkan penerimaan negara," ujar Rikky.
 
Keberhasilan program pengeboran merupakan bagian penting dalam upaya menjaga tingkat produksi di Blok Rokan setelah alih kelola. Untuk memastikan ketersediaan pasokan material pendukung program pengeboran, CPI dan PHR telah menandatangani perjanjian pemanfaatan bersama fasilitas gudang milik negara di Blok Rokan pada 21 April.
 
Dengan adanya perjanjian tersebut, PHR dapat mulai mendatangkan dan menyimpan material pendukung program pengeboran di gudang-gudang yang dikelola PT CPI di Duri dan Dumai. Material-material tersebut di antaranya pipa, conductor, casing, tubing, wellhead, valve, kabel, maupun pompa angguk.

 
Selain program pengeboran, pemenuhan kewajiban terminasi dan transisi oleh CPI terus berjalan secara sistematis dan terstruktur. Aspek-aspek utama dalam proses itu menunjukkan pencapaian signifikan guna menjaga keberlangsungan operasi dan tingkat produksi baik sebelum maupun sesudah 8 Agustus 2021.
 
Aspek-aspek utama dalam proses terminasi adalah checklist terminasi sesuai aturan pemerintah, pelaporan aset, dan penutupan laporan proyek. Sedangkan untuk proses transisi, aspek-aspek utamanya seperti program pengeboran; teknologi informasi; migrasi data; manajemen kontrak barang dan jasa; prosedur operasional dan perizinan kerja; sumber daya manusia (SDM); dan lain-lain.
 
Untuk proses terminasi, PT CPI telah menyampaikan dokumen final PSC termination checklist pada 19 Juli 2021. Kemudian untuk pelaporan aset sudah mencapai tahap final, di mana sekitar 118 ribu aset telah selesai diperiksa fisik dan dilaporkan. Sedangkan penutupan laporan proyek telah menyelesaikan sebanyak 3.179 laporan. Selain itu, saat ini, sejumlah material PHR telah tiba di gudang penyimpanan PT CPI.
 
"Harapannya, setelah tanggal alih kelola nanti, program pengeboran tetap dapat berjalan tanpa adanya gangguan pasokan material karena material milik PHR sudah tersedia di lapangan," jelas Budianto.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan