Ilustrasi infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)  - - Foto: dok PLN
Ilustrasi infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) - - Foto: dok PLN

PLN Operasikan Tol Listrik Flores Senilai Rp1,1 Triliun

Husen Miftahudin • 31 Juli 2021 13:45
Jakarta: PT PLN (Persero) telah menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari Labuan Bajo sampai Maumere. Tol Listrik Flores sepanjang 864 kilometer sirkuit (kms) ini menghabiskan anggaran sekitar Rp1,1 triliun.
 
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua,dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda mengatakan kehadiran tol listrik tersebut diharapkan dapat menarik investasi dan mendongkrak perekonomian di Pulau Flores serta meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur.
 
"Kami percaya listrik merupakan energi yang menggerakkan kehidupan dan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN akan terus berupaya memperluas akses listrik dan meningkatkan keandalannya," tutur Huda dalam siaran persnya, Sabtu, 31 Juli 2021.

Huda menjelaskan kondisi sistem kelistrikan Pulau Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Megawatt (MW), dengan beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW. Dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, selama ini terpisah dalam dua sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian Timur.
 
Sistem Flores Bagian Barat memiliki kapasitas total pembangkit sebesar 40,7 MW. Antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golo Bilas 3,4 MW di Labuan Bajo, PLTP Ulumbu 10 MW PLTD Faobata  Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai, serta pembangkit lainnya.
 
Sedangkan Sistem Flores Timur memiliki kapasitas total 63,4 MW, dengan pembangkit antara lain PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.
 
Sebelumnya Sistem Flores Barat cadangannya terbatas, sehingga mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit besar. Sedangkan Sistem Flores Timur cadangannya sangat mencukupi.
 
"Dengan bergabungnya kedua sistem, maka cadangannya menjadi sangat mencukupi dan lebih andal. Selain itu, dengan gabungan sistem yang lebih besar, maka akan membuat sistem lebih efisien dan dapat menurunkan biaya operasi sekitar 3-4 persen," sebutnya.
 
Huda menambahkan, untuk mendukung keandalan suplai di Sistem Flores telah beroperasi 11 Gardu Induk dengan kapasitas 225 MVA dan saluran transmisi sepanjang transmisi 864 kms yang terdiri dari 1.319 tapak tower tersebar di seluruh Kabupaten Flores. Terakhir, Gardu Induk Aesesa di Kabupaten Nagekeo yang sudah energize pada 4 Juni 2021 lalu.
 
"Pandemi jelas memberikan dampak, tetapi semangat PLN untuk menerangi negeri tidak surut. Saat ini, rasio elektrifikasi Provinsi NTT mencapai 88,82 persen dan rasio desa berlistrik telah mencapai 96,57 persen per Juni 2021," pungkas Huda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan