Ilustrasi pembangkit listrik  - - Foto: dok PLN
Ilustrasi pembangkit listrik - - Foto: dok PLN

RI Bakal Tambah Kapasitas Pembangkit 41 Ribu MW hingga 2030

Suci Sedya Utami • 27 Mei 2021 21:09
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 41 ribu megawatt (MW) dalam 10 tahun mendatang.
 
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan target tersebut tertuang dalam draf Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang tengah disusun.
 
"Kita targetkan dalam 10 tahun ke depan kurang lebih ada 41 ribu MW tambahan pembangkit, tentu disesuaikan dengan tambahan proyeksi demand ke depan," kata Rida dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis, 27 Mei 2021.

Apabila dirinci pada 2021 akan ada tambahan kapasitas 8.915 MW, 2022 bertambah 5.265 MW. Kemudian 2030 kapasitasnya bertambah 4.189 MW dan berlanjut ke 2024 bertambah 3.932 MW. Selanjutnya di 2025 bertambah 7.781 MW, di 2026 sebesar 2.588 MW. Adapun di 2027 sebesar 2.066 MW, 2028 bertambah 2.487 MW, 2029 sebesar 2.548 MW dan di 2030 tambahannya sebesar 1.196 MW.
 
Proporsi pembangkit energi fosil pun akan dikurangi sedangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) semakin ditambah. Dengan begitu, perbandingan untuk energi EBT dan fosil yakni 48 persen : 52 persen. Sedangkan pada RUPTL 2019-2018 komposisinya 30 persen : 70 persen.
 
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 2030 sekitar 16,1 gigawatt (GW) yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan lainnya. Artinya meningkat sebesar 24,1 GW dari posisi pada akhir 2020 yang sebesar 7,9 GW. Ia meyakini dengan makin murahnya pembangkit EBT saat ini akan mampu bersaing dengan pembangkit fosil.
 
"Inovasi teknologi apapun yang bisa berkembang cepat dan break through yang luar biasa sehingga nantinya EBT bisa bersaing secara sistem dan komersial dibanding PLTU," jelas Darmawan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan