Pelatihan Digital Marketing Difabel Setara.
Pelatihan Digital Marketing Difabel Setara.

Sandiaga Dorong Kemandirian Ekonomi Difabel Lewat Digital Marketing

Medcom • 16 Desember 2025 15:00
Jakarta: Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno, memperkenalkan program pemberdayaan keterampilan digital bagi penyandang disabilitas.
 
Program tersebut dirancang untuk membekali para difabel dengan keahlian pemasaran digital guna mendukung keberlanjutan usaha dan karya mereka di era ekonomi kreatif.
 
Sandiaga menyebut pemanfaatan platform digital adalah kunci utama bagi teman-teman difabel untuk mencapai kemandirian finansial.

"Terpenting adalah membangun kepercayaan diri dan kemandirian ekonomi teman-teman difabel melalui pemanfaatan platform digital," ujar Sandiaga.
 
Ia juga menambahkan bahwa program ini bertujuan menciptakan jejaring belajar dan mentoring berkelanjutan antara peserta, mentor, dan komunitas inklusi.
 
Program ini diikuti oleh 75 peserta, yang terdiri dari 32 peserta difabel, para pendamping, serta tim kolaborasi dari YIS, Refo, Difapreneur, Protadin, dan Sahabat Inklusi.
 
Ketua Yayasan Puspa Indah Mitra Kreatif dan Difapreneur, Sri Rahayu, menjelaskan bahwa peserta dibagi ke dalam kelompok kecil berdasarkan minat melalui sesi Focus Group Discussion (FGD).
 
Mereka dibekali desain grafis yang fokus pada penggunaan Canva dan pembuatan motion graphics. Selain itu juga videografi dan editing agar mereka mengetahui teknik pengambilan gambar hingga publikasi konten video.
 
Mereka juga diajari copywriting and voice over untuk penulisan naskah dan teknik pengisian suara untuk konten media sosial, serta manajemen bisnis di media sosial.
 
Berbeda dengan pelatihan singkat pada umumnya, program ini dilanjutkan dengan masa pendampingan intensif selama 30 hari secara daring.
 
Melalui grup WhatsApp khusus, para mentor akan memberikan bimbingan bertahap dalam mengelola akun media sosial dan menerapkan strategi digital marketing.
 
"Pada hari kedua, peserta langsung melakukan sesi praktik teknis. Kelompok videografer mempelajari proses editing, sementara kelompok copywriter mulai memproduksi konten untuk Reels dan TikTok," jelas Sri Rahayu.
 
Ia berharap pendampingan ini dapat memperkuat konsistensi peserta dalam berkarya. "Kami ingin memastikan mereka tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga berdaya secara ekonomi dan percaya diri tampil di ruang digital," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan