"Waktu saya masuk pertama di pemerintah, investasi kita yang mangkrak Rp708 triliun. Ini yang sudah masuk tapi tidak terselesaikan karena tiga masalah," katanya dalam webinar, Rabu, 29 September 2021.
Ia menyebut ketiga masalah yang menghambat realisasi investasi antara lain pertama, tumpang tindih aturan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Kedua, ego sektoral antara kementerian/lembaga. Ketiga, adalah persoalan tanah.
Selain ketiga masalah tadi, ada hal-hal non teknis yang juga menghambat realisasi investasi di Indonesia. Bahkan Bahlil mengatakan, persoalan ini tidak bisa dideteksi namun pada kenyataannya ada dan membuat investasi sulit terealisasi.
"Persoalan-persoalan yang tidak bisa dideteksi secara rasionalitas, teoritis, ekonomi tapi faktanya ada. Dalam bahasa saya yaitu seperti hantu. Dapat dirasakan tapi enggak bisa dipegang," ungkapnya.
Ia mencontohkan, salah satu masalah yang menghambat investasi terjadi di PT Lotte Chemical Indonesia yang berdiri di atas lahan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Padahal investasi dari Lotte ini rencananya mencapai USD4 miliar.
"Kami begitu masuk, kami selesaikan satu bulan selesai. Dan sekarang itu investasi USD4 miliar dan itu sudah masuk konstruksi di Lotte. Rp60 triliun lebih kemarin baru selesai finalisasi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News