Hal itu meskipun telah mendapatkan suntikan dana dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp20 triliun. Dewan Pimpinan FPGIKJ Syahrul Tahir pada saat pemaparan restrukturisasi Febuari 2021 lalu menyampaikan bahwa mulai awal Oktober 2021 program anuitas pensiunan Garuda Indonesia akan diserahkan kepada IFG.
Kondisi tersebut mengingat Jiwasraya sudah tidak mempunyai kemampuan membayar polis nasabah anuitas seumur hidup, lantaran diamputasi. Namun pada kenyataannya, program anuitas ini masih dijalankan oleh Jiwasraya, bahkan hingga November ini.
"Kami perhatikan pemerintah sangat diskrkminatif antara pensiunan TNI dengan pensiunan BUMN, karena terdapat permasalahan manipulasi dan korupsi yang sama. Namun ASABRI tidak menghilangkan hak pensiun seumur hidup purnawirawan dan tetap dikelola oleh ASABRI. Sementara, pensiunan BUMN tidak," ujar Syahrul, dalam siaran persnya, Rabu, 24 November 2021.
Syahrul mengungkapkan, IFG yang akan menerima penyerahan program pensiun purnabakti Garuda dari Jiwasraya ke IFG pada November ini pun masih belum menyalurkan dana pensiunan BUMN. Ia pun meninta Menteri BUMN untuk menjelaskan hal tersebut secara transparan.
"Kami sebagai pemegang polis pensiun merasa sangat dirugikan, karena sedianya hak kami mendapatkan dana pensiun seumur hidup kini berubah hanya rata-rata selama tujuh tahun (tidak seumur hidup lagi). Itu pun tanpa kesepakatan dan keputusan sepihak," cecarnya.
Pensiunan BUMN
Disampaikan lebih lanjut bahwa selama ini para pensiunan BUMN, khususnya Garuda, mendapatkan transfer manfaat bulan di setiap tanggal 19 secara teratur, melalui bank yang dipilih. Sayangnya pada November ini pembayarannya telat, terutama pada nasabah pengguna bank milik pemerintah daerah, bank non pemerintah, dan bank syariah."Apakah Jiwasraya memanfaatkan keuntungan dari bunga overnight? Yang lebih jauh lagi, apakah memang ada masalah besar yang sedang terjadi pada proses transfer pemberian manfaat bulanan pensiunan dari Jiwasraya ke IFG, karena adanya kesulitan keuangan?" tukas dia.
Salah satunya dirasakan oleh pensiunan Garuda Indonesia, Lenny. Dirinya mengaku kecewa dengan hasil restrukturisasi Jiwasraya, meskipun pemerintah telah mencairkan dana PMN kepada Jiwasraya, namun yang menerima justru IFG.
"Saya bekerja di perusahaan BUMN ini selama 20 tahun, dana pensiun yang seharusnya saya gunakan di hari tua ini kenyataannya tidak sebanding. Bahkan untuk bayar listrik dan layanan internet saja saya sampai pinjam uang sama teman. Apalagi polis anuitas dana pensiun yang semestinya seumur hidup kini hanya bisa dinikmati selama tujuh tahun saja. Artinya saya mendapatkan dana pensiun hingga 2028, itu pun nominalnya hanya Rp676 ribu," ketus Lenny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News