Capaian ini terdiri dari lifting minyak sebesar 666,6 ribu barel per hari (bph), 94,6 persen dari target APBN 705 ribu bph dan gas 5.430 juta standar kaki kubik (mmscfd), 96,3 persen dari target 5.638 mmscfd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan capaian lifting migas yang di bawah target dipengaruhi oleh masih terjadinya pandemi covid-19 yang membuat kegiatan operasional terganggu.
"Dampak dari covid-19 di dalam operasional membuat kita hanya dapat mengirimkan orang sekitar 50 persen dari kebutuhan tenaga kerja di lapangan sehingga operasionalnya menjadi tidak optimal," kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 16 Juli 2021.
Dengan melihat capaian tersebut, maka lifting minyak dan kondensat hingga akhir tahun diperkirakan hanya akan menyentuh angka 680 ribu bph.
Ia mengatakan faktor-faktor yang diperkirakan membuat produksi berkurang yakni karena entry level yang cukup rendah di sekitar 185 ribu bph sehingga mengurangi produksi 19.500 bph. Demikian juga adanya unplanned shutdown mengurangi 4.000 bph, serta jadwal onstream lapangan yang tertunda mengurangi 5.000 bph.
Meskipun demikian, adanya tambahan kegiatan pengeboran diharapkan bisa menambah 1.700 bph, penggunaan teknologi produksi dan debottlenecking menambah 1.400 bph dan pengurasan stok menambah 1.800 bph.
"Sehingga outlook satu tahun kita harapkan bisa mencapai 680 ribu bph," tutur Dwi.
Adapun lifting gas akhir tahun hanya akan mencapai 5.529 mmscfd. Hal ini karena sektor hulu migas mendapat pukulan yang cukup banyak akibat pandemi covid-19.
"Tapi kita terus berupaya me-minimize tekanan tersebut," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id