Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi indonesia tahun ini dari Januari hingga Maret tercatat sudah mencapai 2,64 persen. Sementara dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2021, inflasi Indonesia hanya 1,87 persen. Lalu, pada 2020 inflasi sebesar 1,68 persen dan 2019 itu 2,27 persen.
"Jadi inflasi Indonesia tiga bulan, sudah lebih besar daripada inflasi Indonesia pada 2019 prapandemi," katanya dalam webinar, Rabu, 13 April 2022.
Prediksi peningkatan inflasi tersebut akan merembet pada kenaikan harga, terutama komoditas pangan. Ia menyebutkan, pada tiga bulan pertama di 2022 inflasi yang berhubungan pangan sudah mencapai 3,25 persen.
"Perlu saya sampaikan adalah kita tampaknya harus bersiap-siap inflasi Indonesia tahun ini kemungkinan akan lebih besar dari perkiraan pemerintah yang ada di kisaran 3 plus minus 1," ungkapnya.
Bayu menyampaikan, peningkatan harga pangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah pemulihan ekonomi dari pandemi yang tidak seimbang. Permintaan (demand) pulih lebih cepat daripada suplai, diikuti dengan kenaikan harga angkutan, keterbatasan tenaga kerja, serta kenaikan harga energi.
"Suplai merespon lebih lambat atas pemulihan yang terjadi di berbagai negara," ucapnya.
Kemudian, harga gas meningkat sehingga merembet pada harga pupuk sudah naik 131 persen. Lalu, kondisi iklim yang tidak optimal membuat produksi beberapa komoditas penting tidak optimal
"Terakhir perang Rusia-Ukraina. perang Rusia-Ukraina baru berjalan satu bulan tapi dia memperparah dampak yang sebelumnya sudah ada yang sudah terjadi di 2021," jelasnya.
Alhasil, terjadi kenaikan harga komoditas pangan dunia, seperti harga gandum meningkat 93,6 persen, harga sapi bakalan sebesar 72 persen, harga gula naik sebesar 51,6 persen, harga kedelai meningkat 95,6 persen, dan harga crude palm oil meningkat 187 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id