Padahal negara-negara maju seperti Eropa memiliki lebih dari tiga kali jumlah vaksin yang dibutuhkan Benua Biru tersebut. Sayangnya distribusi vaksin dari Eropa ke negara-negara di dunia belum maksimal.
"Jadi ini menyebabkan tidak bisa kita kerjakan. Jadi enggak ada gunanya itu vaksin banyak-banyak di Eropa kalau tidak didistribusikan," ujar Lutfi, dalam acara Inagurasi Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri G20 secara virtual, Selasa, 8 Februari 2022.
Lutfi mengungkapkan, tidak meratanya distribusi vaksin tersebut membuat varian baru covid-19 muncul. Ini terjadi akibat penanganan pandemi covid-19, utamanya di negara-negara Afrika, belum terlaksana dengan baik.
Varian baru covid-19
Sehingga, kehadiran varian-varian baru covid-19 harus menjadi pembelajaran semua negara agar dapat bekerja bersama dalam menangani pandemi. Sebab jika ada satu negara yang tidak tertangani, maka akan menimbulkan masalah baru bagi negara-negara lainnya."Jadi ini yang mengajarkan kepada kita penyelesaian masalah pandemi, terutama pandemi setelah ini harus kita bekerja bersama-sama. Tidak bisa satu negara aman karena mereka mempunyai vaksin," tuturnya.
Menurut Lutfi, persoalan vaksinasi merupakan hal yang luar biasa dalam penanganan pandemi. Jika pasokan vaksin bukan berasal dari negara mitra, maka vaksin tersebut tidak akan laku dan tidak terdistribusi dengan baik.
"Ini juga menyebabkan tidak ada mitigasi bersama yang mesti kita selesaikan. Ini sudah menjadi sejarah, dan kita tidak boleh ulangi lagi," pungkas Lutfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News