"UMKM yang bisa bertahan di masa covid-19 yakni beradaptasi dengan produk sesuai permintaan konsumen. Penting saat ini UMKM melakukan reorientasi bisnis dan perencanaan usaha yang lebih baik," kata Teten dalam sebuah webinar di Jakarta, Senin, 7 September 2020.
Menurut Teten, aset usaha yang sebelumnya telah ada bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan produk yang lebih dibutuhkan masyarakat. Contohnya seperti pengerajin batik di sentra produksi yang kemudian memantapkan diri berdagang daster.
Produk fesyen yang bisa dipakai nyaman di rumah mengalami peningkatan. Peluang bisnis ini perlu dimanfaatkan lantaran masyarakat masih akan lama melakukan banyak aktivitas dari rumah.
"Banyak pengerajin batik alami penurunan penjualan karena tidak ada yang perlu baju bagus ke pesta. Mereka banting stir jualan produk pakaian rumahan seperti daster dan pakaian lain, kemudian penjualan meningkat," paparnya.
Contoh lain, lanjut Teten, adaptasi juga sudah banyak dilakukan UMKM sektor restoran yang pendapatannya sempat anjlok akibat wabah. Kesempatan meningkatkan usaha kemudian muncul dari penjualan secara online dan produk menu yang dibekukan.
"Restoran banting stir menjual frozen food atau bahan mentah yang siap di masak di rumah. Ghost kitchen juga luar biasa akan terus tumbuh," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id