Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan alokasi subsidi solar di APBN 2020 ditetapkan sebesar Rp1.000 per liter. Artinya usulan untuk tahun depan berkurang sebesar Rp500 per liter dari alokasi tahun ini.
"Dalam RAPBN 2021 diusulkan adanya subsidi tetap untuk solar yaitu Rp500 per liter dari yang sebelumnya Rp1.000 per liter," kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jumat, 26 Juni.
Arifin menjelaskan pemangkasan tersebut dilakukan dalam rangka efisiensi anggaran serta subsidi solar yang tepat sasaran. Karenanya, dibutuhkan dukungan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), PT Pertamina (Persero), maupun Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pengendalian subsidi BBM.
"Diperlukan dukungan melalui program digitalisasi atau pengawasan di lapangan," ucap Arifin.
Adapun terkait volume subsidi solar tahun depan diusulkan di kisaran 15,31 juta-15,80 juta kiloliter (KL). Arifin menyebut volume subsidi solar tahun ini dialokasikan sebesar 15,31 juta KL. Hingga Mei, realisasinya sebesar 5,63 juta KL dan outlook sampai akhir tahun sebesar 14,37 juta KL.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra Kardaya Warnika meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali pengurangan subsidi energi. Sebab, masyarakat sedang menanggung beban akibat pandemi covid-19.
"Subsidi energi kami minta dalam kondisi sekarang karena terdampak covid-19, pemerintah jangan menambah beban rakyat khususnya rakyat kecil," jelas Kardaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News