Kulon Progo: Kebutuhan pangan warga Yogyakarta dipastikan aman selama pandemi virus korona atau covid-19. Pasalnya, para petani sudah mulai melakukan panen raya di belasan kecamatan di wilayah Jawa Tengah tersebut.
“Hampir di 12 kecamatan sudah panen padi. Di beberapa wilayah juga ada panenan bawang merah, di selatan akan panen cabai merah di sentra pertanaman cabai. Memang belum optimal tapi akan memasuki masa panen,” kata Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo, Aris Nugroho dihubungi Medcom.id, Jumat, 1 Mei 2020.
Aris mengatakan padi menjadi komoditas utama selain cabai merah. Panen padi diperkirakan berlangsung Maret hingga Juni 2020.
“Kisarannya lahannya 9.800 hektare sawah. Produktivitas hasil panen padi sekitar 6,6 ton per hektare atau 65 ribu ton sampai periode itu,” ujarnya.
Ia memperkirkan Kulon Progo bisa surplus beras hingga 40 ribu ton per tahun. Bahkan sebagian besar didistribusikan ke luar daerah yang minim produksi beras. Di sisi lain, Kulon Progo juga menjadi bagian 10 besar pemasok cabai merah secara nasional.
“Data pada 2019, produksi beras di Kulon Progo 79.450 ton. Konsumsi atau kebutuhan masyarakat sebanyak 35.422 ton. Sisanya atau surplus beras sebanyak 44.028 ton,” kata dia.
Selain itu, Dinas Pertanian Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberdayakan kelompok wanita tani (KWT) untuk membantu menyediakan keperluan gizi warga miskin selama masa pandemi.
KWT bekerja memanfaatkan lahan pekarangan yang belum dioptimalkan. Para perempuan tersebut bercocok tanam di lahan maupun di medium yang sudah dibuat.
“Beberapa tanaman yang ditanam seperti sayuran kacang-kacangan, terong, hingga buah-buahan. Ini sudah dilakukan rutin dan dipilih umur tanaman yang pendek,” tambah dia.
Adapun hasil panen KWT telah dipasok untuk 48 ribu keluarga miskin di Kulon Progo. Sistem pemasokan hasil KWT disesuaikan dengan hasil panen setiap kelompok yang berbeda komoditas.
Hasil pertanian KWT tersebut kemudian ditambahkan dengan sembako dari Dinas Sosial dan Dinas Perikanan. Mulai dari beras hingga kebutuhan protein seperti telur dan lele.
“Dalam situasi wabah covid-19 ini, distribusi hasil pertanian KWT sudah mulai didistribusikan sejak Februari lalu. Distribusi dilakukan setiap bulan, menyesuaikan masa panen KWT,” jelasnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan defisit kebutuhan stok pangan tidak akan terjadi di Yogyakarta. Stok bahan pangan tetap aman pada ramadan dan Idulfitri mendatang.
“Masyarakat tidak perlu khawatir karena stoknya masih aman tiga hingga enam bulan ke depan,” kata dia.
“Hampir di 12 kecamatan sudah panen padi. Di beberapa wilayah juga ada panenan bawang merah, di selatan akan panen cabai merah di sentra pertanaman cabai. Memang belum optimal tapi akan memasuki masa panen,” kata Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo, Aris Nugroho dihubungi Medcom.id, Jumat, 1 Mei 2020.
Aris mengatakan padi menjadi komoditas utama selain cabai merah. Panen padi diperkirakan berlangsung Maret hingga Juni 2020.
“Kisarannya lahannya 9.800 hektare sawah. Produktivitas hasil panen padi sekitar 6,6 ton per hektare atau 65 ribu ton sampai periode itu,” ujarnya.
Ia memperkirkan Kulon Progo bisa surplus beras hingga 40 ribu ton per tahun. Bahkan sebagian besar didistribusikan ke luar daerah yang minim produksi beras. Di sisi lain, Kulon Progo juga menjadi bagian 10 besar pemasok cabai merah secara nasional.
“Data pada 2019, produksi beras di Kulon Progo 79.450 ton. Konsumsi atau kebutuhan masyarakat sebanyak 35.422 ton. Sisanya atau surplus beras sebanyak 44.028 ton,” kata dia.
Selain itu, Dinas Pertanian Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberdayakan kelompok wanita tani (KWT) untuk membantu menyediakan keperluan gizi warga miskin selama masa pandemi.
KWT bekerja memanfaatkan lahan pekarangan yang belum dioptimalkan. Para perempuan tersebut bercocok tanam di lahan maupun di medium yang sudah dibuat.
“Beberapa tanaman yang ditanam seperti sayuran kacang-kacangan, terong, hingga buah-buahan. Ini sudah dilakukan rutin dan dipilih umur tanaman yang pendek,” tambah dia.
Adapun hasil panen KWT telah dipasok untuk 48 ribu keluarga miskin di Kulon Progo. Sistem pemasokan hasil KWT disesuaikan dengan hasil panen setiap kelompok yang berbeda komoditas.
Hasil pertanian KWT tersebut kemudian ditambahkan dengan sembako dari Dinas Sosial dan Dinas Perikanan. Mulai dari beras hingga kebutuhan protein seperti telur dan lele.
“Dalam situasi wabah covid-19 ini, distribusi hasil pertanian KWT sudah mulai didistribusikan sejak Februari lalu. Distribusi dilakukan setiap bulan, menyesuaikan masa panen KWT,” jelasnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan defisit kebutuhan stok pangan tidak akan terjadi di Yogyakarta. Stok bahan pangan tetap aman pada ramadan dan Idulfitri mendatang.
“Masyarakat tidak perlu khawatir karena stoknya masih aman tiga hingga enam bulan ke depan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News