Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk memastikan investasi di blok tersebut berjalan dengan baik oleh PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) maupun PT Pertamina (Persero).
Ia bilang pengeboran perlu dilakukan untuk menjaga tingkat produksi migas di blok tersebut tidak mengalami penurunan serta menjaga target lifting di tahun depan. "Rokan ditargetkan pengeboran 200 sumur di 2021," ujar Dwi di Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020.
Sementara itu Pertamina pun batal untuk masuk lebih cepat untuk ikut serta di masa transisi pengelolaan Blok Rokan. Perusahaan pelat merah itu baru bisa masuk secara resmi pada Agustus 2021.
Awalnya Pertamina berniat untuk masuk lebih awal di masa transisi dengan harapan bisa tandem dengan Chevron sekaligus sebagai upaya untuk menahan laju penurunan produksi.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan dari berbagai opsi yang dibicakan, opsi business to government antara Chevron dan SKK Migas. Dalam opsi tersebut Chevron tetap mengambilalih sendiri pengelolaan Rokan dengan melanjutkan investasi hingga 2021 pada saat kontrak berakhir.
"Sebelum 2021 maka opsinya Chevron tetap melakukan investasi di 2020-2021," kata Fatar.
Fatar mengatakan investasi rutin akan dilakukan Chevron seperti pemeliharaan sumur serta pengeboran sumur-sumur baru. Di 2020, Fatar bilang ada 11 sumur baru yang akan dibor Chevron dengan nilai USD11 juta. Ia bilang tambahan belanja operasional (opex) juga akan dilakukan di November 2020. Sebab sebelum opex, Chwvron harus menyampaikan kelengkapan administrasi terlebih dahulu.
Sementara di 2021, ada 93 sumur baru dan 11 sumur yang akan dikonversi menjadi sumur produksi dengan nilai investasi USD140 juta. Sehingga total investasi yang dilakukan Chevron di masa penghujung kurang lebh sebesar USD152 juta. Dengan adanya investasi tersebut diharapkan akan ada tambahan produksi migas dari blok tersebut. Sehingga ketika Pertamina masuk maka produksi bisa dijaga.
"Harapannya pas alih kelola di Agustus 2021 dengan Pertamina, bisa ada tambahan 100 sumur lagi sampai akhir 2021. Ini quick win agar Cevron juga bisa menjalankan kewajibannya sebelum pulang," jelas Fatar.
Di sisi lain, Pertamina sebelumnya menyatakan berkomitmen untuk menahan laju penurunan produksi Blok Rokan usai alih kelola dari Chevron. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan merencanakan pengeboran 44 sumur baru di 2021.
"Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan melakukan pengeboran 44 sumur di 2021," kata VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News