Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Butuh Strategi Baru Tingkatkan Konsumsi Listrik

Suci Sedya Utami, Nur Azizah • 05 Maret 2020 10:10
Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dibutuhkan strategi baru untuk mengoptimalkan penyerapan listrik.
 
Pasalnya ada kecenderungan ketika program pembangkit 35 ribu megawatt (MW) rampung seluruhnya, serapan listriknya akan jauh di bawah kapasitas terpasang. Sehingga dikhawatirkan pembangunan mega proyek pembangkit tersebut akan sia-sia.
 
Sebab saat ditentukan target 35 ribu MW, diasumsikan pertumbuhan ekonomi di level 6,5-7 persen sehingga konsumsi listrik pun tidak jauh berbeda dari pertumbuhan tersebut. Namun seiring perjalanan, kondisinya memang tidak maksimal. Gejolak ekonomi global turut menghantam pertumbuhan ekonomi dalam negeri sehingga mempengaruhi pertumbuhan konsumsi listrik.

"Kalau semua sudah beproduksi kita akan mengalami kelebihan suplai. Tentu saja ini membutuhkan strategi baru bagaimana bisa mengoptimalkan penyerapan listrik dari sumber-sumber yang baru beroperasi," kata Arifin di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
 
Ia mengatakan akan mempercepat program elektrifikasi atau melistriki seluruh daerah. Tahun ini rasio elektrifikasi diharapkan bisa mencapai 100 persen.
 
Selain itu upaya lainnya yakni mengisi kebutuhan listrik untuk industri terutama yang berada di kawasan industri. Ia bilang jangan sampai industri memanfaatkan atau membangun sumber listriknya sendiri.
 
Kemudian juga alternatif lain yakni mengganti pembangkit-pembangkit yang sudah tua dan tidak efisien. Lebih lanjut mantan Dubes Indonesia untuk Jepang ini mengatakan saat ini 90 persen proyek 35 ribu MW statusnya telah berkontrak.
 
Baca: Era Kendaraan Listrik Diyakini Tingkatkan Konsumsi Listrik
 
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, realisasi program 35 ribu MW yang telah beroperasi commercial operation date (COD) dari proyek tersebut hingga akhir 2019 sebesar 6.811 MW.
 
Dalam roadmap Ditjen Ketenagalistrikan, target tersebut baru akan tercapai di 2029, padahal sebelumnya ditargetkan meski mundur penyelesaiannya paling maksimal di 2024. Bila dijabarkan, di tahun ini akan ada tambahan kapasitas pembangkit dari proyek tersebut sebesar 8.823 MW. Artinya kapasitas total dari target tersebut yang beroperasi di 2020 mencapai 15.634 MW.
 
Kemudian di 2021 tambahan kapasitas sebesar 5.066 MW atau secara total 20.700 MW. Di 2022 direncanakan bertambah  4.109 MW menjadi 24.809 MW. Di 2023 bertambah 3.907 MW menjadi 28.716 MW.
 
Lalu di 2024 tambahan kapasitas beroperasi sebesar 3.592 MW menjadi 32.308 MW. Di 2025 tambahan sebesar 1.275 MW menjadi 33.583 MW. Di 2026 tambahan sebesar 200 MW menjadi 33.783 MW. Di 2027 tambahan 505 MW menjadi 34.288 MW.
 
Selanjutnya di 2028 tambahan direncanakan sebesar 835 MW sehingga menjadi 35.123 MW. Hingga di 2019 tambahan sebesar 300 MW sehingga menjadi 35.423 MW.
 
Nantinya target tersebut akan dipasok dari 382 unit pembangkit. Dari target yang telah tercapai hingga akhir tahun lalu dipasok oleh 167 pembangkit.
 
Selain itu dari target tersebut sebesar 20.168 MW dari 115 pembangkit masih dalam tahap konstruksi. Kemudian 6.878 MW dari 46 pembangkit dalam tahap kontrak namun belum konstruksi. Lalu 829 MW dari 24 pembangkit masih dalam tahap pengadaan dan sisanya 734 MW dari 30 pembangkit masih dalam tahap perencanaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan