"Nilai ekspor sektor industri selama Januari-Mei 2019 masih bisa sebesar USD2,874 miliar, sementara di periode sama 2020 senilai USD2,771 miliar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 11 Juli 2020.
Penurunan ekspor sektor industri, katanya, adalah dampak pandemi covid-19 yang terjadi secara global. Pandemi covid-19 membuat volume ekspor terganggu karena permintaan melemah. Akibat permintaan melemah, harga jual berbagai hasil industri juga turun seperti karet dan barang dari karet serta lemak dan minyak hewan/nabati.
"Meski turun, tetapi sektor industri tetap memberi kontribusi terbesar dalam total nilai ekspor Sumut yang hingga Mei 2020 sebesar USD3,032 miliar," ujar Syech Suhaimi.
Menurut dia, selain sektor industri, sektor pertanian juga mengalami penurunan dengan jumlah lebih besar. Nilai ekspor sektor pertanian turun menjadi USD260,116 juta dari USD311,762 juta di Januari-Mei 2019.
"Turunnya ekspor sektor industri dan pertanian membuat nilai ekspor secara total turun 4,85 persen dibandingkan periode sama 2019 atau menjadi USD3,032 miliar," ujarnya.
Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menambahkan penurunan nilai ekspor khususnya sektor industri harus disikapi pemerintah dengan meningkatkan industri produk jadi dengan pangsa pasar ke dalam negeri.
"Tidak bisa tergantung dengan ekspor terus yang rentan dengan banyak gangguan. Potensi pasar dalam negeri sendiri masih sangat besar," pungkas Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News