Hal tersebut dapat terlaksana melalui infrastruktur pipa gas sepanjang 3,7 Km dari lokasi metering and regulating station (MRS) milik PT Malamoi Olom Wobok (MOW) di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong hingga ke titik tie-in PLTMG Sorong.
"Proses selanjutnya setelah uji coba pengaliran gas perdana adalah tahap commissioning peralihan mesin pembangkit Unit 1 sampai dengan Unit 5 secara bertahap dari penggunaan BBM menjadi gas bumi," kata Direktur Utama Perta Daya Gas Arief Wardon dalam keterangan resmi, Jumat, 22 Januari 2021.
PDG telah membangun infrastruktur pipa gas baru tersebut dalam waktu singkat yaitu enam minggu. Infrastruktur gas baru ini merupakan bagian dari proyek gasifikasi untuk PLTMG Sorong yang memiliki kapasitas 50 MW.
Ia menjelaskan demand listrik di Sorong dan sekitarnya saat ini kurang lebih 48 megawatt (MW) yang bisa disuplai dari PLTMG Sorong. Dengan kebutuhan akan gas mulai dari 3,2 billion british thermal unit per day (BBTUD) ramp up ke delapan BBTUD.
"PLTMG Sorong 50 MW merupakan proyek perdana dari tiga program quick win pemerintah yang berhasil diselesaikan di tahun lalu. Infrastruktur ini juga pioneer di bidang gasifikasi pembangkit listrik di Indonesia," lanjut Arief.
Pembangunan infrastruktur gas untuk PLTMG Sorong merupakan penugasan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding gas sesuai yang diamanatkan oleh Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 13 Tahun 2020 dalam pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti high speed diesel (HSD) di 52 pembangkit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan terjaminnya pasokan gas sebagai energi untuk PLTMG Sorong ini, diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dari Sub Holding Gas dalam mendukung program pemerintah yaitu penyediaan energi listrik bagi warga Papua Barat, khususnya kota Sorong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News