Direktur Human Capital & Management PLN Syofvi Felienty Roekman (Foto:Dok.Metro TV)
Direktur Human Capital & Management PLN Syofvi Felienty Roekman (Foto:Dok.Metro TV)

Bantu Warga, PLN Gunakan Faba Bangun Rumah Baru

Gervin Nathaniel Purba • 18 Desember 2020 12:10
Jakarta: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Jepara, Jawa Tengah, melakukan aksi bedah rumah tak layak huni untuk menyejahterakan masyarakat setempat. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari CSR PLN Peduli untuk membantu masyarakat sekitar. 
 
Dalam kegiatan itu, PLN menggunakan limbah batu bara yang dibuat batako atau faba, fly ash, dan bottom ash. Untuk diketahui, fly ash dan bottom ash merupakan hasil sisa dari PLTU Tanjung Jati B yang dianggap sebagai limbah.
 
Setelah diolah melalui proses inovasi, limbah itu berhasil dimanfaatkan. Hasil inovasi itu berupa produk batako, paving, beton jalan, dan beton pracetak. Dengan pemanfaatan ini mampu mengurangi penggunaan material bangunan yang selama ini menggunakan bahan baku dari galian C.

Meskipun terbuat dari limbah batu bara, namun kekuatan bangunannya lebih baik dari batako biasa.
 
"Dalam inovasi pemanfaatan faba, PLN Tanjung Jati mengembangkan batako, paving block, dan beton pracetak. Produk tersebut telah digunakan untuk kegitan bedah rumah tak layak huni sebagai CSR yang ada di Jepara," ujar Direktur Human Capital & Management PLN Syofvi Felienty Roekman, dalam tayangan Metro TV, Senin, 30 November 2020
 
Kegiatan CSR dilatarbelakangi lantaran masih banyak warga sekitar PLTU Tanjung Jati B Jepara memiliki rumah tak layak huni. Seperti rumah milik Rofiq, di Dukuh Margokerto, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara, Jawa Tengah.
 
Sebelumnya, Rofiq hanya tinggal di gubug. Masalah kerap datang ketika lagi musim hujan, sebab tempat tinggal mereka kerap kebocoran. Setelah adanya bantuan dari PLN Peduli, dirinya bisa tersenyum bahagia karena sudah memiliki rumah permanen dan lebih elok.
 
"Sekarang sudah tidak bocor. Jadi tidak perlu khawatir. Sekarang sudah bagus rumahnya, kami semua senang," ujar Isnawati, istri Rofiq.
 
Rumah pasangan Rofiq dan Isnawati memiliki ukuran lima kali enam meter setelah dibangun oleh PLTU Tanjung Jati B Jepara. Rumah itu tampak seperti rumah dengan beton biasa. Sebenarnya rumah tersebut dibuat dari batako sisa limbah batu bara dari PLTU, yang disebut faba.
 
Kegiatan PLN Peduli ini mendapat apresias dari pemerintah desa setempat. Dengan adanya bantuan ini, warga yang dulunya memiliki rumah bilik bambu, kini sudah memiliki rumah yang layak huni.
 
"Kami tergerak mengajukan bantuan ke PLTU Tanjung Jati B Jepara untuk memperbaiki kehidupan keluarga. Dulu musim huan mungkin mereka takut kalau rumah roboh bocor dan sebagainya. PLTU Jati B Jepara memang sangat peduli kepada warga desa sekitar," kata Kepala Desa Bondo Purwanto.
 
Hingga saat ini, PLTU Tanjung Jati B Jepara sudah membangun 12 rumah tak layak huni melalui CSR PLN Peduli. Kegiatan CSR PLN Peduli ini sudah dilakukan sejak satu tahun belakangan.
 
Selain itu, faba masih digunakan pribadi oleh PLTU Tanjung Jati B Jepara untuk kebutuhan bedah rumah tak layak huni warga sekitar. Jika dijual keluar, hargnya Rp9 ribu per batang, lebih murah dari batako biasanya yang mencapai Rp13 ribu per batang.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan